Menyebut virus corona 2019-nCoV sebagai virus China kiranya amat rawan konotasi diskriminatif. Lebih baik menghindari penyebutan itu.Â
Kita harus membedakan antara virus dengan manusia yang menjadi korban virus tersebut. Kita patut mewaspadai virus corona 2019-nCoV yang berawal dari China. Akan tetapi, kita tidak perlu membenci warga China. Mereka adalah saudara-saudari kita sesama manusia yang sedang menderita karena virus corona.Â
Amat disayangkan, ada pihak tertentu yang menebar kebencian rasialis kepada warga China dan keturunan China dengan mempopulerkan istilah virus China untuk virus corona 2019-nCoV.Â
Mari kita hentikan kedunguan ini. Cara terbaik untuk menamai suatu virus adalah mengikuti penamaan ilmiah oleh para ahli Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dalam hal ini, nama resmi virus corona yang sedang mewabah adalah virus corona (coronavirus) 2019-nCoV. Huruf "n" adalah singkatan dari "novel" yang berarti "baru". Virus corona memang virus baru yang belum ditemukan vaksinnya dan masih belum banyak dipahami dunia medis.
Setidaknya, sebutlah virus baru ini sebagai virus corona. Jangan lagi menyebutnya sebagai virus China. Amat jelas, sebutan ini keliru secara ilmiah dan berpotensi menyebarkan kebencian rasial.Â
Salam Indonesia sehat dan santun.Â