Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cinta Seorang Mertua Pada Menantu

7 Februari 2012   04:44 Diperbarui: 4 April 2017   18:16 155123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di Sebuah ruang tunggu kamar bersalin.  seorang ibu usia sekitar limapuluh tahun tampak gelisah mondar - mandir. Wajahnya terlihat cemas dan kuatir. Sesekali ia berhenti dan menunduk sambil bibirnya berbisik. Seuntai tasbih ada di tangannya. Jari jemarinya terus bergerak menggulirkan manik-manik tasbih itu.

" Menunggu anaknya melahirkan bu? " sapaku membuka percakapan.

"Iya suster, anak menantu saya sedang berjuang melahirkan, itu cucu pertama saya" kata ibu tadi.

" Oya selamat ya bu, semoga bisa segera lahir dan  sehat" jawabku.

Aku tersenyum sambil menyapa  seorang teman bidan yang sedang  membawa kereta bayi menuju ruang bersalin.

" Sudah hampir melahirkan ya bu Ratna?" tanyaku.

"Belum Mbak, masih pembukaan 2 cm" jawab bidan jaga tersebut.

Jarum jam dinding di ruang tunggu kamar bersalin menunjukkan pukul 02;00 WIB.  Malam ini hujan angin deras sekali. Ibu tadi tak kelihatan lagi. Ku cari di ruang tunggu juga tidak ada. Hanya ada tas - tas dan selimut bertumpuk di pojok ruang tunggu. Kudekati. Ku lihat ada sandal jepit merah sepasang.Ya ampun, aku kaget saat  terlihat ujung kaki  menyembul diujung  selimut. Aku jongkok pelan-pelan.

"Ibu,mengapa tidur di lantai? nanti masuk angin lho?" kataku berbisik. Ku pegang kakinya untuk membangunkan.

"Ndak apa  suster, kalau tidur di kursi panjang itu nanti saya jatuh, soalnya kadang suka ngelindur" jawab ibu itu sopan sekali.

"Ibu mau teh hangat, saya ambilkan" kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun