Mohon tunggu...
Kebijakan

Rupiah Meroket

1 November 2018   12:40 Diperbarui: 1 November 2018   12:58 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu solusi yang ditawarkan oleh pengamat ekonomi dunia saat ini adalah kembalinya penggunaan emas dan perang sebagai standar alat tukar internasional, seperti yang disuarakan oleh ekonom islam. Emas dan perak pernah dibuat dan berlaku di Indonesia sebagai mata uang resmi sejak abad ke-14 berupa Dinar dan Dirham. Emas dan perak pernah mendominasi pasar-pasar di sebagian besar Nusantara, antara lain di Pasai, Malaka, Banten, Cirebon, Demak, Tuban, Gresik, Gowa, dan Kepulauan Maluku. Dinar adalah koin emas berkadar 22 karat (91,70%) dengan berat 4,25 gram. Sedangkan Dirham perak adalah koin perak murni (99.95%) dengan berat 2,975 gram.

Emas dan perak merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal oleh dunia. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai dari mata uang Islam yang didasari oleh mata uang bimetal ini secara mengejutkan sangat stabil jika dihubungkan dengan bahan makanan pokok, dahulu harga seekor ayam pada tahun 680'an adalah satu Dirham emas, dan saat ini, 1.400 tahun kemudian, harga seekor ayam tetaplah satu Dirham emas. Selama 1.400 tahun nilai inflasinya adalah nol. Hal ini sulit ditemukan fenomena yang sama terhadap Dollar atau mata uang lainnya. Bisa dikatakan bahwa penggunaan emas dan perak memberikan keuntungan karena bebas inflasi. Mungkin hanya biaya produksi lah yang dapat pengarui harga barang terhadap mata uang emas dan perak.

Jika melihat dari sisi ini, memang penggunaan mata uang emas dan perak sebagai alat tukar atau mata uang internasional merupakan hal yang logis dan rasional. Emas dan perak memberikan harapan baru terhadap kondisi perekonomian dunia yang kian tak menentu, rawan inflasi, dan menurut anggapan beberapa pengamat tidak fair. Mata uang berbasis emas dan perak adalah mata uang negara khilafah yang memiliki sifat universal. Dominasi dolar AS ataupun mata uang kuat (hard currency) lainnya atas transaksi ekonomi dunia merupakan salah satu metode penjajahan Kapitalisme atas masyarakat dunia yang harus dihentikan dengan mata uang dinar dan dirham.

Namun untuk mengubah semua itu  tidaklah mudah serta mengalami banyak kendala. Hal ini karena sistem keuangan dunia sedang dikuasai oleh sistem kapitalis global. Karenanya penerapan sistem keuangan syariah dalam lingkup yang lebih luas akan terkendala dengan sistem kapitalis yang penuh spekulatif dan ribawi. Untuk itu harus ada sistem Alternatif, yakni sistem khilafah yang dapat mengemban pelaksanaan seluruh prinsip-prinsip keuangan syariah dengan sempurna.

Sistem ekonomi Islam dibangun di atas pondasi akidah Islam. Ini adalah akidah yang haq karena berasal dari Allah yang dibawa kepada umat manusia melalui Muhammad Rasulullah SAW. Akidah Islam merupakan akidah yang memuaskan akal, menenteramkan jiwa, dan sesuai dengan fitrah manusia. Karenanya peraturan yang terpancar dari akidah Islam seperti sistem ekonomi Islam memiliki karakter yang khas dan manusiawi.

Ekonomi Islam menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Di dalam negeri, khilafah menjalankan politik ekonomi yang bertujuan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap warga negara. Khilafah juga mendorong warga dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya dalam batas-batas kemampuan yang mereka miliki.

Di luar negeri, khilafah menjalankan politik dakwah dan jihad. Dalam kerangka dakwah dan kemanusiaan, khilafah dapat menggunakan kekuatan ekonominya untuk menolong bangsa lain yang sedang ditimpa bencana. Sejarah mencatat, pada abad ke 18 Khilafah Turki Utsmani pernah mengirimkan bantuan pangan kepada Amerika paska perang melawan Inggris. Khilafah juga pernah mengirimkan bantuan uang dan pangan untuk penduduk Irlandia yang terkena bencana kelaparan besar yang menewaskan lebih dari 1 juta orang. Apa yang dilakukan Khilafah Islamiyah di masa lalu justru bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Amerika saat ini. Amerika menghancurkan dan membunuh jutaan kaum Muslim di Irak dan Afghanistan.

Penutup

Masyarakat dunia saat ini menghadapi kesengsaraan yang luar biasa. Setiap hari 26.500 -- 30.000 anak-anak meninggal akibat kemiskinan (Globalissues.com, Poverty Fatcs and Stats). Kematian anak-anak tersebut bukan disebabkan oleh ketidakcukupan bahan pangan dan ketiadaan sarana pertanian. Problemnya adalah sistem ekonomi yang eksploitatif dan serakah yang menyebabkan timpangnya distribusi kepemilikan.

Ekonomi Islam merupakan solusi bagi umat manusia untuk keluar dari krisis dan hidup sejahtera. Untuk itu kita membutuhkan Khilafah Islamiyah sebagai institusi yang menerapkan ekonomi Islam.

by Betty Kurniawati 

images-4-5bda91ca677ffb1d4c667c47.jpeg
images-4-5bda91ca677ffb1d4c667c47.jpeg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun