Atau ini hanya dalih untuk terus mengulur waktu dan memberi ruang untuk tindakan intoleransi dipertotonkan kembali? Semua juga tahu bahwa menag kita saat ini adalah salah satu bagian dari penasehat FPI.
Persekusi yang dialami oleh Gereja Katolik Karimun, adalah persekusi atas nilai-nilai kebangsaan yang termuat dalam amanah 4 pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI).
Sampai kapan hal ini dibiarkan terus untuk mencabik-cabik toleransi yang sudah terbina sejak kelahiran bangsa ini dengan local wisdom masing-masing?
Dalam kapasitas ini, tentu saya tidak serta merta menuduh pemimpin tertinggi di Negara ini yang paling bertanggungjawab akan pembiaran persekusi tersebut.Â
Sebab dalam ilmu ketatanegaraan, setiap keputusan dan kebijakan yang diambil dalam konteks kebangsaan, selalu mengandaikan peran lembaga lain dalam birokrasi, seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif. Tentu, bukan rahasia umum juga bahwa ini dipengaruhi oleh kekuatan invisible di balik layar. Mungkinkah ada behind scene dari kelompok tertentu yang terkait langsung dengan kepentingan kekuasaan seperti partai politik dll?
Presiden RI, Joko Widodo saya akui sudah mendengar ini. Dan saya percaya bahwa beliau tidak akan pernah setuju dengan tindakan persekusi tehadap sesama anak bangsa hanya karena alasan perbedaan cara pandang dan keyakini.Â
Saya percaya beliau menganut prinsip unity in diversity dalam konteks keberagaman yang ada di NKRI. Tetapi menjadi pertanyaan, sampai kapan hal ini tetap dibiarkan terjadi dan dipertontonkan dengan bebas di hadapan generasi muda kita. Bukankah mereka akan mencontoh hal yang sama bila tidak ada tindakan tegas tentang pengukuhan konsep benar-tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan yang dianut?
Mungkin kita perlu bertanya pada rumput yang bergoyang, layaknya syair Ebiet yang mendayu itu.
Gereja Katolik, Agama Damai Berlandaskan Kasih
Barangkali inilah alasan klasik yang membuat kelompok yang melakukan persekusi untuk membenarkan tindakannya. Toh, mereka gak akan melawan. Mereka kan pencinta damai. Begitu saya melamunkannya.
Benar, Gereja Katolik di bawah kepemimpinan yang mulia Bapa Paus Suci Fransiskus memimpin hampir 3 Milyar jumlah Umat Katolik yang tersebar di seluruh dunia. Sebagai organisasi besar, Gereja Katolik sesungguhnya memiliki bargaining yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan dan mempengaruhi lobi politik di suatu negara.