Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Ekonomi Nggak Kemana-mana, Utang Dimana-mana?

13 Mei 2024   07:35 Diperbarui: 13 Mei 2024   09:37 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Kemarin seorang kawan lama datang ke TBM Lentera Pustaka. Terakhir bertemu 9 tahun lalu. Katanya dari kota Bogor dan menyempatkan mampir sekalian silaturahim dan melihat taman bacaan. Alhamdulillah bisa ketemu di TBM, kata saya. Sambil santai, kami nongkrong di Kopi Lentera. Memesan minuman dan cemilan. Sambil menyalakan sebatang rokok dan menikmati senja di kaki Gunung Salak. Dia pun mulai bercerita, masa-masa lampau. Dia yang bilang, "Gila ya, TBM Lentera Pustaka berkembang terus. Gue lihat di medsos-nya. Makanya pengen banget main ke sini" ujarnya.

Sementara gue, rumah masih nyicil. Ekonomi kayaknya nggak kemana-mana. Malah utang yang di mana-mana. Sempat ngojek online tapi ya begitu deh. Sekarang juga lagi nabung buat keperluan anak kuliah. Maklum, kalau nggak disiapin dari sekarang. Bisa-bisa anak nggak kuliah. Sambil santai dia menjelaskan dan meminta pendapat saya.

Saya pun bicara apa adanya, sesuai pengalamam diri sendiri. Saya bilang, apapun ya jalani saja sepenuh hati. Tetap ikhtiar yang baik, selebihnya sabar dan tetap bersyukur. Dan satu lagi yang penting, perbanyaklah berbuatlah kebaikan, sebanyak-banyaknya di mana pun. Sekali lagi, perbanyak saja berbuat baik dan menebar manfaat untuk orang lain. Nggak usah dipikir apa untungnya kita? Nggak usah pula peduli apa yang orang lain katakan! Terus aja berbuat baik, Insya Allah tetap sehat dan nyaman menjalani apapun. Apalagi urusan rezeki, pasti lancer. Sekarang ini banyak orang rajin mencari rezeki tapi lupa memberi. Sesederhana itu saja yang saya lakukan di TBM Lentera Pustaka. Taman bacaan sudah jadi ladang amal saya.

Jadi pesannya, perbuat saja kebaikan sebanyak-banyaknya. Jangan gampang menyerah saat berbuat baik. Jangan pelit menebar manfaat di mana pun. Dan jangan bingung soal rezeki, sudah ada jatahnya masing-masing. Cukup niat dan ikhtiar yang baik. Lalu, sediakan waktu khusus untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya. Insya Allah, kalau kita sibuk berbuat baik. Apapun bisa terjadi, di luar rencana dan logika kita. Itulah yang disebut "rezeki yang datang tidak pernah diduga-duga".  

Asal mau berbuat baik dan menebar manfaat ke orang lain. Sudah pasti, semuanya jadi amal soleh. Hutang pasti terbayar, rezeki pasti mengalir deras. Badan pun sehat wal afiat. Dan pikiran tetap tenang dan nyaman, tidak ada beban sama sekali. Kata orang istilahnya "ada saja rezeki yang menyapa". Buah dari berbuat baik itu, sejatinya akan jadi solusi yang ditunggu banyak orang. Tapi sayang, sering kali diabaikan atas nama kesibukan dunia.


Sekarang ini zamannya sudah beda. Dulu, orang yang hemat dianggap akan cepat kaya. Ternyata justru sengsara. Bahkan malah semakin sulit hidupnya. Dulu, orang berpikir "ngapain berbuat baik untuk orang lain", kayak kita sudah kelebihan. Kita saja belum cukup, ngapai peduli pada orang lain. Ternyata, anggapan itu semuanya tidak benar. Salah dan merugikan. Berbuat baik dan membantu orang lain itu bagus, karena jadi menggampangkan urusan kita.

Nggak usah terlalu banyak mikir untuk berbuat baik. Apalagi mencari-cari alasan atas nama waktu dan kesibukan. Jalani saja berbuat baik, tanpa banyak mikir. Kan katanya bila memudahkan urusan orang pasti urusan kita dimudahkan. Bila membuat orang lain bahagia, maka kita pasti dibahagiakan. Persis seperti orang berdoa. Saat kita berdoa maka malaikat pun turut mendoakan. Senangkan dulu Allah, maka Allah pun akan senangkan kita. Karena tiap perbuatan baik di mana pun pasti pada saatnya akan kembali menyapa kita.

Sementara siapapun yang berbuat buruk, dasarnya hanya sentiment dan egoisme, apalagi iri, benci, dan dendam. Pasti akan kembali ke dirinya sendiri. Hidupnya malah makin susah dan sia-sia belaka. Hidup yang tidak sehat, tidak berkah. Karena isinya hanya keburukan, terlalu gampang iri dan benci pada orang lain.

Jadi, nggak usah banyak mikir. Perbanyaklah kebaikan dalam hidup. Karena kebaikan itu justru untuk diri kita sendiri. Banyak orang tadinya "bingung duit tiba-tiba abis". Tapi karena kebaikan yang diperbuat malah "bingung duit nggak abis-abis".

Saat berbuat baik, terkadang kita tidak pernah tahu di mana menyebar bibit karena lupa. Tapi pada akhirnya, air hujan akan menunjukkan dengan tumbuhnya bibit atau biji yang pernah kita tebarkan. Salam literasi #KopiLentera #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun