Mohon tunggu...
Beni Santoso
Beni Santoso Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gas LPG 12 kg Si Tabung Biru (Sebuah Opini)

9 September 2014   21:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika penulis baru menikah dan pindah ke rumah sendiri,

Maka salah satu perlengkapan utama dalam rumah adalah kompor beserta tabung gasnya, selain perlengkapan dapur dan perlengkapan rumah tangga lainnya.

Dulu sebelum Indomaret menjual tabung gas (tukar tabung), maka tabung gas tersebut harus di beli dari pengecer terdekat. Dan kita tidak mempunyai perbandingan, bagus atau tidaknya kuantitas daripada isi tabung gas elpiji12kg.

Setelah pihak Indomaret menjual tabung gas elpiji12kg (tukar tabung), maka saya baru menyadari, dimana kuantitas daripada isi gas tersebut ternyata lebih penuh serta harganya jauh lebih murah dibanding pengecer lain dan di banding dengan tabung gas elpiji12kg yang di jual oleh para pengecer. Sehingga mulai dari saat itu saya selalu membeli tabung as elpiji12kg di indomaret, kecuali jika tidak ada persediaan.

Sayangnya kuantitas yang baik dari elpiji12kg di indomaret tersebut tidak disertai dengan persediaan yang mencukupi di toko indomaret tersebut. Karena elpiji12kg sering kehabisan, saya menduga para pengguna juga mulai menyadari kelebihan daripada tabung elpiji12kg yang dijual di sana.

Akibatnya jika tabung elpiji12kg tidak tersedia di indomaret yang terdekat, maka saya harus pontang-panting mencari cabang Indomaret yang masih mempunyai persediaan elpiji12kg.

Dan pada saat pemerintah memulai program transfer pengadaan minyak tanah ke gas, dan muncullah tabung gas subsidi 3 kg, maka dimulailah praktik oplosan oleh oknum-oknum, dikarenakan jikalau kita membeli tabung elpijinonsubsidi gas 12 kg, kadang-kadang gasnya belum habis, tapi tekanannya sudah tidak ada, sehingga gas tidak mau mengalir keluar (oleh sejumlah kalangan disebut gas kentut).

Oleh beberapa pedagang makanan misalnya tukang martabak kue Bangka, maka tabung gas elpijinonsubsidi tersebut di gulingkan (ditidurkan) sejajar dengan tanah, sehingga gas yang tekanannya kurang tersebut masih dapat digunakan sampai habis isinya.

Saya tidaklah mengetahui keamanan daripada hal tersebut di atas, karena sebagai orang awam, kadang-kadang mengkhawatirkan tabung gas elpijinonsubsidi tersebut sewaktu-waktu dapat meledak.

Saran saya ke pertamina, agar standard kuantitas isi tabung elpijinonsubsidi dapat distandardkan seperti indomaret, sehingga konsumen merasa puas, jangan seperti sekarang, isi gas masih banyak, tapi tekanannya sudah lemah, sehingga gas tidak dapat keluar dengan baik.

Dan untuk gas 3 kg, harus lebih diawasi dengan lebih baik, karena seiring dengan meningkatnya harga gas elpijinonsubsidi, maka praktek pengoplosan maka dikhawatirkan semakin meningkat, seiring dengan kenaikan harga elpijinonsubsidi .

Demikianlah sebuah opini dari penulis, setelah menghadiri acara "Nangkring Kompasiana bareng Pertamina" di Penang Bistro bersama dengan Chef Farah Quinn.

14102469911549606917
14102469911549606917


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun