Mohon tunggu...
Bingar Bimantara
Bingar Bimantara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Mager

Seorang anak petani yang sekarang berjuang menjadi sarjana. Sering patah hati namun tak pernah putus harapan. Berusaha menyibukkan diri agar tidak luntang-lantung di kos.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Obral Manis Kampus di Negeri Antah-Berantah

30 Desember 2018   14:52 Diperbarui: 30 Desember 2018   15:30 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas bagaimakah Indonesia menjawab dan  menghadapi dilematika yang demikian?. Berbagai macam persoalan di usiamu kini. Melihat berbagai kebijakanmu yang dinilai setengah-setengah. Membawa tanggung jawab tugas mulia Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Semua kebijakan dipenuhi dengan politisasi. Mulai dari kebijakan satu golongan, hanya golongan-golongan tertentu yang diayomi. Informasi beasiswa tidak dipublikasikan secara terang-terangan hanya orang-orang tertentu yang tau akan akses tersebut. Serta proses dan alurnya masih menjadi tanda tanya.

Setiap tahun berapa ribu siswa yang diterima menjadi mahasiswa baru seluruh Indonesia? Dan seberapa siapkah para sarjana untuk menganggur. Entah pertimbangan apa yang melandasi hal tersebut. Presentase jumlah lulus dan jumlah masuk yang tidak seimbang tentu akan menumpuk dan membludaknya jumlah mahasiswa.

Belum lagi masalah jumlah rasio antara mahasiswa dengan dosen yang tidak berimbang. Idealkah dalam satu kelas terdiri dari lebih 40 mahasiswa?.Mencari sebanyak-sebanyaknya namun memberikan seadanya.

 Jumlah besar harus didukung sarana dan prasarana yang mendukung civitas akademika. Jumlah dosen yang tak sebanding, belum ada dosen yang terlalu sok sibuk karena mendapat surat tugas ini dan itu. Sementara beberapa Laboratorium penunjang masih vakum. Beberapa fasilitas mendasarpun mulai dari pembelajaran hingga fasilitas lainya masih memerlukan perhatian lagi. Hal ini tentu kesemuanya akan menentukan bagaimana luluan ada.

Setiap mahasiswa memiliki kewajiban dan hak. Kewajiban untuk melakukan pembayaran administrasi setiap semester dan tentu kita memiliki hak mendapatkan pengajaran yang layak dan sebaik mungkin. Bagaimana mungkin pengajaran yang baik didapat bila dosen sendiri jarang hadir. Bahkan beberapa oknum dosen dalam satu semester tidak pernah mengajar.


Memang pusat pembelajaran bukan hanya di dosen dan bisa dimana saja dengan siapapun juga. Namun bagaimanakah tanggung jawab dosen yang memiliki fungsi pengajaran?. Lebih mementingkan urusan tugas dan job lain diluar. Belum lagi masalah angka rasio dosen dan mahasiswa yang tidak ideal. Harapan untuk mendapatkan out put yang berkualitas dan berdaya saing tentulah hanya akan menjadi jargon omong kosong saja.

Gedung yang kokoh ini akan roboh bila tak dibangun dengan pondasi yang kuat. Akan cepat keropos pula bila didalamnya hanya memelihara rayap-rayap pemakan segala. Sekiranya ingatlah umurmu kini, usia mu semakin tua. Makin tua cepatlah sadar akan kelak mati mu Tuhan mau mengampuni mu. Namun sebelum kematianmu tiba, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kau seleseikan, sebelum semua bergejolak dan semakin parah.

Nampaknya kita harus berbenah dan bercrmin diri. Lalu pembangunan yang baik bukan pembangunan beton. Pembangunan manusialah yang paling penting. Semua pula tidak bisa ditangani yang berkewenangan saja, namun semua civitas akademika, mahasiswalah sebagai pelopor, penggerak, jangan diam, harus kreativ.

Tantangan semakin tinggi menghadapi zaman. Mengikuti arus boleh saja, namun jangan hanyut olehnya. Wahai kampus masihkah kau main monopoli serta terus mencetak generasi buruh? Pertanyaan kecilku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun