Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Data Pengeluaran Rumah Tangga

29 Agustus 2017   23:32 Diperbarui: 30 Agustus 2017   00:29 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Memenuhi kebutuhan atau keinginan? Pertanyaan ini menjadi salah satu pertanyaan penting dalam perencanaan keuangan. Seseorang gagal dalam mengatur keuangan karena tidak bisa mengenali kebutuhan hidupnya. Mereka tidak bisa memilah kebutuhan hidup yang menjadi prioritas. Kesalahan mendeteksi list kebutuhan, pada akhirnya akan membawa seseorang ke jurang hutang yang sangat dalam. Dampaknya, penghasilan tetap tanpa kenaikan gaji dengan inflasi yang tinggi, akan sulit untuk melunasi kewajiban berupa hutang. Dengan  begitu, Hutang tak akan ada habisnya, kecuali menjual aset untuk melunasinya. 

Sebenarnya, ada banyak solusi untuk mengatur keuangan dengan baik. Salah satunya adalah mencatat pengeluaran dalam sebulan. Catatan ini bisa menjadi data dasar untuk mengatur keuangan keluarga pada bulan berikutnya. Cara ini cukup ampuh karena kita bisa mengenali dan memilah kebutuhan yang prioritas. Tetapi tentunya dengan syarat harus bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang untuk hal yang bukan kebutuhan mendesak. 

Data pengeluaran akan memberikan informasi akurat kepada kita untuk mengenali di bulan apa saja terjadi gejolak harga. Jenis barang apa saja yang harganya naik. Sehingga kita bisa menghadapi keadaan yang tidak terprediksi sebelumnya. Lebih bagusnya lagi jika kita mengelaborasi data pengeluaran dengan data inflasi. Sehingga pada bulan tertentu, kita bisa merencanakan untuk membeli barang yang menjadi keinginan. 

Data pengeluaran yang sudah tercatat rapi, bisa memberikan informasi tentang seberapa besar uang penghasilan yang bisa disimpan. Dalam hal ini, kita bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk selanjutnya dijadikan tabungan. Uang tabungan bisa dipergunakan untuk membeli barang atau jasa yang terdapat pada daftar keinginan/impian. Misalnya jalan-jalan ke luar negeri, membeli kendaraan baru, dan lain sebagainya. 

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah proses pemilihan tempat penyimpanan uang. Apakah menyimpan sementara di celengan atau di bank? Jika menyimpan di celengan, bisa saja celengan itu hilang dicuri. Cara ini tidak terlalu aman walaupun menjadi salah satu solusi penyimpanan sementara yang banyak dilakukan. Solusi lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan cara auto debet rekening gaji yang selanjutnya dipindahkan ke rekening khusus tabungan. 

Tahapan berikutnya adalah memilih bank yang tepat untuk menyimpan uang. Tentu saja kita tidak mau uang tabungan hilang karena bank tempat penyimpanan collapse . Kita harus cerdas memilih bank, agar kejadian yang menimpa nasabah bank century tidak terulang. 

Caranya mudah, bank tersebut adalah anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Ada 3 (tiga) kriteria simpanan layak bayar, yaitu :

  1. Tercatat dalam pembukuan bank.
  2. Tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga penjaminan.
  3. Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank. 

Perlu kita ketahui bahwa batas uang simpanan yang dijamin oleh LPS adalah 2 (dua) miliar rupiah. 

Siaran pers LPS periode Agustus 2017 tentang evaluasi tingkat bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valuta asing (valas) menyatakan bahwa untuk periode 16 Mei 2017 sampai 14 September 2017 tidak ada perubahan tingkat bunga dengan rincian, tingkat bunga penjaminan untuk simpanan di bank umum adalah 6,25 persen untuk simpanan dalam rupiah dan 0,75 persen untuk simpanan dalam bentuk valas. Sedangkan tingkat bunga penjaminan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar 8,75 persen. Jika menyalahi aturan batas tingkat bunga penjaminan, maka simpanan nasabah tidak akan dijamin oleh LPS. Penentuan tingkat bunga ini berdasarkan asumsi ekonomi makro seperti,  inflasi, nilai tukar rupiah, dan yield surat berharga. 

Setelah mengetahui bank yang tepat untuk tempat menabung, saatnya menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk rencana jangka panjang. Jangan gegabah dalam menggunakan uang, belanja seperlunya. Catat pengeluaran, lalu pilah berdasarkan tingkat prioritas dari kebutuhan. Selamat menabung untuk masa depan yang lebih cerah.  

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun