Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Banjir Bandang di Magelang, 5 Nyawa Melayang

30 April 2017   14:20 Diperbarui: 1 Mei 2017   21:21 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puing rumah yang disapu banjir bandang (foto: dok relawan)

Akibat tingginya curah hujan di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang yang terjadi Sabtu (29/4) siang kemarin, Dusun Nipis, Desa Sambungrejo diterjang banjir bandang. Ironisnya, sedikitnya lima nyawa warga setempat melayang dan beberapa orang lainnya masih dilakukan pencarian.

Berdasarkan keterangan Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (30/4) siang, tim SAR gabungan dari BPBD Kabupaten Magelang, Basarnas, Damkar, PMI dan berbagai komunitas relawan lainnya, sore hari  usai kejadian telah dilakukan upaya pencarian terhadap para korban. Hasilnya ditemukan lima orang dalam kondisi tidak bernyawa.

Lima korban yang tak mampu menyelematkan diri akibat terjangan banjir tersebut, terdiri atas Supar (65) bersama istrinya Sunikah (6) , Slamet (65), Kamirah (33) dan Risma (3) . Sedangkan tiga orang yang masih dilakukan pencarian meliputi Catur Deni Firmanto (35), Fayat Zaidan al Afkari (4) serta Paryah (40) semuanya merupakan keluarga bidan desa Aryanti.

Sisa banjir bandang nampak bebatuan besar (foto: dok relawan)
Sisa banjir bandang nampak bebatuan besar (foto: dok relawan)
Musibah yang menghantam Desa Sambungrejo ini, dimulai sekitar pk 14.00. Di mana, sekitar wilayah Kecamatan Grabag tengah diguyur hujan secara terus menerus.  Diduga, guyuran air menambah volume  sungai Ndaru yang berada di Dusun Nipis meluap.  Cepatnya penambahan debit air, belakangan menimbulkan banjir bandang di perkampungan sembari membawa berbagai bebatuan serta pepohonan yang tumbang.

Para korban sendiri yang saat kejadian tengah berada di rumahnya masing- masing sama sekali tak menyangka bakal ada maut yang mengintai. Mereka sibuk dengan aktifitasnya sendiri- sendiri, hingga sekitar  pk 14.30 mendadak ribuan kubik air bercampur bebatuan menerjang rumah mereka. Akibatnya fatal, beberapa rumah semi permanen tersapu berikut penghuninya.

Tim Sar gabungan hingga malam terus bekerja (foto: dok relawan)
Tim Sar gabungan hingga malam terus bekerja (foto: dok relawan)
Mengetahui puluhan rumah telah tersapu banjir bandang, masyarakat Desa Sambungrejo segera melakukan upaya pertolongan. Sayang, karena minimnya peralatan ditambah volume air masih cukup tinggi, bantuan tersebut kurang maksimal sehingga pihak aparat setempat segera melaporkan bencana alam ini ke pemerintahan Kabupaten Magelang.

Menurut keterangan salah satu relawan yang berada di lokasi bencana, lokasi terdampak akibat banjir bandang tersebut sedikitnya tercatat ada di tiga dusun yang masih bertetangga. Hingga siang ini, seluruh tim SAR gabungan masih berkutat melakukan pencarian dengan dibantu alat- alat berat. “ Posko SAR, Posko kesehatan hingga dapur umum sudah berdiri. Sehingga tim mampu bekerja maksimal,” ungkapnya.

Selain bantuan tenaga yang terus berdatangan dari berbagai daerah, Desa Sambungrejo sendiri mulai menerima bantuan logistik. Orang- orang yang merasa empati dan peduli terhadap musibah tersebut, secara sukarela mengirimkan pakaian bekas layak pakai, sembako hingga obat- obatan. “ Kami harapkan bantuan dalam bentuk apa pun bisa disalurkan ke desa ini,” ujarnya.

Kendati upaya pencarian masih dilakukan, namun para relawan berharap agar korban bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Apa lagi keluarga bidan Ariyanti yang kehilangan suami, anak dan pembantunya.  Berkaitan hal tersebut, tim SAR terus mengupayakan penyisiran terhadap setiap jengkal tanah mau pun aliran sungai. Diharapkan, sore nanti para korban berhasil diketahui keberadaannya guna dievakuasi.

Memang, untuk mewujutkan rasa peduli terhadap para korban bisa direalisasikan dalam segala bentuk. Semisal tak ada yang bisa disumbangkan, menyumbang tenaga pun sangat diapresiasi. Hal paling penting untuk diingat, kiranya menjaga serta merawat kelestarian alam wajib dilakukan siapa pun. Sebab, ketika alam mulai marah, maka sanggup meluluhlantakkan apa pun di muka bumi. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun