Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Resto Wulenpari, Bangkitnya Peradaban Maritim Sekala Sungai

11 Februari 2019   14:25 Diperbarui: 11 Februari 2019   16:17 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kabupaten Gunungkidul hampir sepertiga bagian dibelah Sungai Oya, mengalir dari hulu Wonogiri sepanjang 106,75 km, bertemu dengan Sungai Opak di Kabupaten Bantul. Penggal Sungai Oya, pada posisi Jelok-Beji, karena perkembangan pariwisa, oleh salah satu pengusaha kuliner mulai didenyutkan sebagai uratnadi perekonomian.

Aziz, pemilik Angkringan Kopi Item yang mangkal di lor pasar burung Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, berpikir sederhana. Berjualan makanan di tepian Oya, selain asyik, sekaligus napak tilas peradaban maritim, kerajaan besar Sriwijaya.

Dihimpun dari berbagai sumber,  tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi, kemudian berpendapat, bahwa pusat Sriwijaya berada di pinggir Sungai Musi, antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Perekonomian, pada masa kejayaan Sriwijaya, jalur utamanya adalah laut dan sungai. Azis, ketika memutuskan membuka Resto Wulenpari, di Jelok, Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, DIY, terinspirasi Sungai Musi, dengan jembatan Ampera yang khas dan anggun. Perbedaannya, panjang Sungai Oya hanya sepertujuh dari Sungai Musi yang 750 km itu.

Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmestha, MBA, 28 Oktober 2018, menulis di papan pesan, "Konsep revolusi idustri 4 sudah merambah di Wulenpari, dalam menyatukan, mendayagunakan teknologi di bidang seni dan kuliner dan lain-lain, untuk NKRI".

"Inovasi, motivasi dan keyakinan diri adalah bekal yang dahsyat mengantarkan kepada kesuksesan," tulis Immawan Wahyudi, Wakil Bupati Gunungkidul, pada tanggal, bulan dan tahun yang sama.

Banyak wisatawan domestik yang telah membuktikan dan mencicipi menu kuliner Wulenpari menyatakan puas. Meski harus berjalan kaki lewat jalan setapak sepanjang 1000 meter," timpal Redianto Heru Nurcahya, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat berkunjung Minggu sore, (10/2).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun