Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

The End of Ideology dan Pasca Pandemik Corona

2 April 2020   19:18 Diperbarui: 2 April 2020   19:46 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
the end of ideilogy, dokpri

Pasca Pandemik  dan " The End of Ideology"

 Setelah tiga bulan kedepan pasca pandemi Virus Corona, akan ada kondisi baru bernama "recovery" tatanan dunia, sekaligus mengubah sudut padang tentang beberapa hal:

Bukti Kegagalan Regulasi Dunia. Pasca Pendemi Corona, menghasilkan [empirisme/fakta] melampui rasionalitas tatanan dunia terutama bidang kesehatan dan medis atau farmasi; artinya berdasarkan data per hari ini 2 April 2020 sebanyak 939.236 orang meninggal dunia selama wabah ini muncul. Data ini mungkin terus bertambah sampai siklus Corona akan menurun dalam 3 bulan kedepan;

Fakta ini sekaligus menunjukkan ada percepatan penyakit menyerang manusia lebih kuat, dibandingkan dengan kemampuan manusia menciptakan obat untuk mencegahnya; maka di tempuhlah cara bukan mengobati tetapi menghindar melalui PP Nomor 21 Tahun 2020 mengenai "penerapan pembatasan sosial berskala besar" (PSBB), atau melalui Karantina wilayah adalah penerapan karantina terhadap suatu daerah atau wilayah tertentu dalam rangka mencegah perpindahan orang, baik masuk maupun keluar wilayah tersebut, untuk tujuan menghindari; bukan mengobati;

Maka   pasca Pendemi dan Tatanan Baru Dunia perlu membuat system kesehatan, dan medis, farmasi untuk tatanan baru; kondisional fakta menunjukkan sebuah keniscayaan akan hal ini mengingat tipe penyakit ini seragam diseluruh dunia; dalam rangka antisipasi pada pengurangan ketidakpastian global atau mendunia;

Fakta dan data virus Corona membuka sudut padang bahwa ketidakpastian kognitif berkaitan dengan tingkat ketidakpastian yang terkait dengan kognisi (kepercayaan dan sikap) satu sama lain dalam situasi tersebut tidak mampu di atasi oleh perusahaan industry kesehatan menyediakan Produksi Alat Pelindung Diri (APD), masker, tabung atau masker oksigen, ratio kamar rumah sakit dengan total penduduk, industri sabun antiseptik dan hand sanitizer, belum lagi industri makanan miniman berbasis bahan vitamin yang mengingkatkan imuniasai tubuh dan seterusnya.

Idiologi sistem ekonomi pasar kapitalisme, dan system demokrasi dunia mengindikasikan  gagal membangun industri kesehatan untuk menghormati martabat manusia; terbukti alat-alat tersebut menjadi langka, justru hari-hari ini dibebarapa industri  tradisional dilibatkan dibeberapa Negara untuk menanggulangi kondisi ini; artinya kapasitas basis idiologi pembangunan ekonomi tidak dapat menjamin industri martabat manusia, keadilan sosial, perlu dikaji ulang atau semacam dekonstruksi baru tatanan;

Kita sudah disajikan berita dampak Virus Corona  pada kegagalan idiologi ekonomi kapitalisme dan pasar bebas bahwa menteri keuangan Jerman Thomas Schaefer melakukan tindakan Bunuh diri, kemudian Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani juga sudah membuat prediksi pernurunan pertumbuhan ekonomi, bahkan bisa negative pada tahun 2020 ini bahkan mungkin memerlukan 3 tahun untuk pemulihan kembali;

Simpulannya idiologi ekonomi, dan paradigm pembangunan kesehatan manusia dengan fakta empiric data wabah virus Corona sama dengan apa yang dikatakan  buku "The End of Ideology" tulisan 1960 oleh Daniel Bell;

Pada "The End of Ideology" tulisan 1960 oleh Daniel Bell; menyarankan bahwa ideologi grand-humanistik yang lebih tua, yang berasal dari abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah habis, dan  ideologi baru yang lebih baik  segera muncul. Daniel Bell berpendapat bahwa ideologi ekonomi, demokrai, dan sistem politik telah menjadi tidak relevan di antara orang-orang yang "masuk akal", dan pemerintahan masa depan akan didorong oleh penyesuaian dekonstruksi tatanan baru;

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun