Dengan mengaitkan semua ["hal baik dengan harga diri"] dan ["semua hal buruk dengan aib malu"], si anak akan menjadi percaya bahwa siapa saja yang dihargai pasti dicintai dan disayangi dan memiliki semua keuntungan hidupnya, sementara sebaliknya berlaku menyimpang bagi siapa saja yang diremehkan. Semua keinginan mereka, kemudian, berpaling dari memenuhi selera dan keinginan langsung mereka, dan menuju mendapatkan harga diri (martabat diri) di mata orang-orang yang mereka sayangi. Bersambung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!