Mohon tunggu...
Bain Saptaman
Bain Saptaman Mohon Tunggu... Administrasi - guru

aku adalah ..Musik....liverpool...the beatles...kopi....sepeda..vegetarian...... "AKU BERONTAK....maka aku ADA"....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Guru dan Aku Bangga ...

24 November 2013   21:14 Diperbarui: 4 April 2017   16:17 1812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi Jadi guru jujur berbakti memang makan hati Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri

Anda orang “lama”?  Pasti kenal lagu Iwan Fals tersebut. Apa yang anda bayangkan tentang sosok seorang guru? Jawabannya tak jauh dari sosok seorang Oemar Bakri......bersepeda, bersafari, bertas kulit yang kehadirannya dinantikan dan disambut para siswanya dengan ciuman tangan. Tapi sayang, meski banyak menciptakan Menteri (pejabat), professor, dokter dll. Gajinya tetap dikebiri. Dan, sebagai imbalannya lagu “Pahlawan Tanpa Jasa”lumayan buat hiburan.

Namun, bagaimana pun saya bangga menjadi seorang guru. Pun, keluarga saya. Kenapa?

1.

Keluarga saya adalah Keluarga Guru

Jauh sebelum menjadi guru, saya melihat profesi guru adalah profesi yang mulia. Bagaimana seorang guru mendapat tempat yang baik di masyarakat. Bukan secara materi namun secara sosial. Kalau secara materi saya sudah paham. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana kehidupan kakak, pakde, saudara sepupu, mertua secara materi. Mereka sangat sederhana. Namun, saya tahu bahwa dalam keserhanaan itu mereka menikmati kebahagiaan. Mengapa alasan materi tak saya sampaikan? Karena saya dan keluarga saya jadi guru, jauhhhhhhhh sebelum program tunjangan sertifikasi ada. Jadi, kalau ada yang berpendapat mengapa status dan profesi guru kini banyak dipertanyakan, cukup dikembalikan ke individu masing-masing. Mengapa mereka mau menjadi guru. Karena sertifikasikah? Karena gaji tinggikah? Jadi tidak aneh ada sarjana non kependidikan yang “memaksakan” diri menjadi guru karena tak mampu bersaing di jurusannya. Okelah, secara keilmuan orang ini mampu. Bagaimana secara ilmu keguruan? Mendidik anak bukan Cuma sekedar transfer ilmu namun menuntut penguasaan ilmu pedagogik.

2.

Bangsa Ini didirikan oleh para Guru

Banyak yang tidak sadar kalau bangsa ini didirikan oleh para Guru. Kita selama ini hanya mengenal Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak Pendidikan Nasional dengan Taman Siswa-nya. Juga petuahnya yang terkenal “Ing Madyo Mangun karso dan Ing Ngarso Sung Tulodo dan Tut Wuri Handayani”. Ternyata, “the Founding Fathers” kita pun juga para guru. Pak Karno, sang proklamator dan Presiden pertama, pernah menjadi guru di Yayasan Muhammadiyah saat diasingkan ke Bengkulu. Bung Hatta pun pernah menjadi pengajar di Unhas Makassar. Ini sungguh membanggakan. Bangsa yang besar. Negara yang terdiri dari banyak suku bangsa ternyata didirikan oleh para pejuang yang banyak menjadi guru. Karenanya, saya pun bangga menjadi guru yang sudah saya tekuni 18 tahun silam meski harus berada di pedalaman dan poentjakgoenoeng.

3.

Guru mampu Menjaga Perilaku saya

Kasus kriminal yang menyeret profesi guru sudah tak terhitung jumlahnya. Mulai dari sodomi (Bantul pertengahan November 2013), Pelecehan seksual (Utankayu Jakarta), Guru agama yang menodai kehormatan sisiwinya, korupsi dana BOS, pemalsuan berkas dan sertifikat dan banyak lagi jelas mencoreng dunia pendidikan. Tak hanya itu, kasus perceraian yang melibatkan guru pun mulai marak. Memang ini adalah urusan pribadi namun bila dicermati ternyata bersumber pada perselingkuhan sang Guru tersebut. Memang miris. Lalu, mengapa saya memilih profesi ini? Jujur...saya bukan orang baik namun saya ingin profesi ini menjaga diri saya dari segala perbuatan buruk. Bayangkan, andai seorang guru berbuat nista....masih tersisakah kata-kata dan kebaikan yang akan diberikan buat para siswanya???? Sementara sang guru adalah sosok yang digugu dan ditiru...

4.

Ada Kebanggaan yang Tak Ternilai

Bagi saya, menjadi guru memberikan sebuah kebanggaan tak ternilai dan bahkan tak bisa dinyatakan dengan materi. Apakah itu? Yaitu, pada saat mantan siswa saya LEBIH SUKSES dari saya gurunya. Beberapa waktu lalu, saya mendapat inbox dari seorang mantan siswa. "Pak ... anakmu udah jadi Polwan!" Duh...jantung berdegub. Nama anak itu adalah Ratri Mulatsih.

1385302031866369971
1385302031866369971

Anaknya tegap. Pintar. Bahkan seringkali mengajak saya Panco saat istirahat. Pernah bilang ke saya, bahwa dia bercita-cita jadi Polwan.

1385302096187273330
1385302096187273330

Dan, alhamdulillah tercapai. Amin... Inilah kebanggan seorang Guru.

..............................

Selamat hari Guru... (BUKAN hari PGRI...sekali lagi Bukan HARI PGRI)

......................

Poentjakgoenoeng, 24-11-13

13851324981723474431
13851324981723474431

foto: dw collection

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun