Mohon tunggu...
Bagas Candrakanta
Bagas Candrakanta Mohon Tunggu... Mahasiswa -

SMI - Sopan Mengelaborasi Ide

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saya Harus Berani Dikatakan Bodoh

14 Januari 2017   11:49 Diperbarui: 15 Januari 2017   16:47 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : cn.stockfresh.com

| Bodoh |

Kebanyakan orang tidak ingin dikatakan bodoh, termasuk saya. Banyak sekali pengalaman berharga yang saya lewatkan karena keenganan untuk dikatakan bodoh. Saya menyadari, jika saya mencoba sesuatu yang baru, saya akan menjadi pemilik stigma medioker. Saya pernah menolak untuk bertanya, karena tidak ingin dikatakan tidak tahu. Ini memang tidak masuk akal, tapi itulah yang penulis rasakan. Sekarang, yang ingin saya hindari adalah ketidakmampuan saya untuk menerima hal baru, karena saya sangat menyadari, butuh kerelaan ekstra untuk dikatakan bodoh.

| Nanggung |

Saya melihat sebuah iklan dan langsung merenung. Di iklan tersebut, diceritakan seorang laki-laki yang menanyakan ke semua orang, “Rp.25 bisa dapat apa?”. Yang saya tangkap adalah beliau tidak berpikir dua kali untuk dikatakan bodoh oleh banyak orang, asalkan menemukan jawabannya. Dan pada akhirnya, ia menemukan jawabannya. Saya bertanya kepada diri sendiri apakah saya siap terlihat bodoh untuk menemukan apa yang saya cari. Setelah berpikir cukup lama, saya mendapatkan sebuah kesimpulan, saya siap, asalkan benar-benar kepepet. 

Misalkan, apabila seorang teman baik tertimpa kecelakaan dan harus segera ditolong, saya yakin, saya akan terlihat seperti orang yang berbeda. Saya akan melepaskan rasa kemaluan berlebihan yang selama ini saya bawa, dan berteriak meminta bantuan segera mungkin. Lalu saya berpikir lebih dalam, “kalau pada akhirnya siap dikatakan bodoh, mengapa nanggung? Mengapa harus menunggu ‘kesempatan’ yang pas untuk berani dikatakan bodoh?”

| No Action |

Seperti yang saya sebutkan diatas, saya pernah menolak bertanya karena enggan dianggap tidak cukup pintar. Hal ini terjadi saya mengunjungi Hong Kong di awal tahun 2016. Saya dan teman saya harus segera mengisi perut yang benar-benar minta diisi. Target kami adalah sebuah restoran mie yang cukup terkenal. Kami memutuskan untuk bertanya dengan orang. Tapi, yaa hanya keputusan, tidak ada tindakan. Kami berdua saling mengucapkan, “Iya bagusnya sih nanya”, tapi tidak ada yang mengeksekusi. 

Saya beranggapan, kami berdua sedang berusaha ‘melimpahkan’ tugas eksekusi satu sama lain. Entah alasan teman saya tidak mau bertanya karena tidak percaya diri untuk bertanya dengan orang asing menggunakan bahasa inggris atau alasan lain. Yang saya tahu, alasan saya, bukan tidak percaya diri, tapi karena tidak ingin dilihat betapa jeleknya kemampuan bahasa inggris saya. Yang saya tahu kemampuan bahasa inggris kami sama baiknya. “Kalau sama baiknya, kenapa harus saya?”, pikir saya. Akhirnya kami makan di tempat yang tidak direncakan sejak awal.

| Bertindak Bodoh|

Saat sedang mengantri untuk mendapatkan tiket bioskop, saya melihat dan mendengar anak kecil yang sedang mengejek seorang bapak-bapak. Kebetulan, di bioskop ini dipisahkan antara antrian pemesanan tiket dan pemesanan makanan. Bapak-bapak ini menanyakan apakah masih ada kursi yang tersedia untuk film X di tempat pemesanan makanan. Ada anak kecil yang mengatakan ke Ibu nya, “ma, dia goblok ya”, sambil menunjuk orang tua tersebut. Ibu si anak ini langsung terlihat malu dan memarahinya. 

Yang saya pelajari dari kejadian ini adalah, anak kecil, asal dia happy dan yakin, dia tidak akan segan-segan berkata apa adanya. Dengan berkata apa adanya, akan lahir tindakan apa adanya. Si anak tadi yakin, kalau si bapak-bapak yang ditunjukannya,  goblok. Karena belum terlalu dilatih untuk berkata sopan, ia langsung mengeluarkan kata  “goblok”. Secara tidak langsung, anak kecil ini telah mengajarkan saya untuk bertindak apa adanya asalkan tidak menyakiti perasaan orang lain. Tindakan apa adanya inilah yang tidak saya miliki yaitu tindakan yang berakibat dikatakan bodoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun