Waktuku cuma sebentar. Subuh nanti aku pergi mengendarai halilintar
Simak baik-baik, kuajarkan engkau menulis puisi tentang masa depan. Tentang tanah yang terbelah menelan segala yang ada. Beri peringatan kepada para penjual kata dari sang Maha, dengan harga yang sangat tak berharga
Tiga, 5, dan di pertengahan delapan bukan waktu yang lama. Gambar-gambar yang kumuh. Kata-kata bersilang riuh. Itu awal pertanda
Tetap saja mereka lupa berjaga-jaga
Sekarang kuajarkan cara membuat petir dan mengendalikan amuk badai. Hempaskan di ruang terbuka, tak perlu bantuan awan yang menggelap gulita. Tak perlu ragu bila penjual kata itu menjadi debu. Ini adalah tanda kedua
Catat, ini tanda yang terakhir. Kuajarkan engkau mantra puisi bagaimana cara menggulung ombak. Sapu, sapulah daerah  Selatan. Mereka mabuk kata lupa ingatan
Tetap saja mereka tak berjaga-jaga
Jangan berkecil hati bila puisimu tak dibaca. Nanti bila suara-suara telah berhenti, dan daratan menyisakan gemercik air danau, sunyi. Huruf-huruf dari sekeliling bumi akan mengejarmu, bertanya apa, siapa, dan mengapa
Cilegon, 2019
Catatan. Michel de Nostredame ( Nostradamus ) peramal dari Perancis yang paling fenomenal, lahir sekitar lima abad yang lalu. Ia tepat meramalkan kemunculan Hitler, juga Donald Trump. Ia meramal dengan cara berpuisi.