Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ampon Yan: Dari Banda Aceh Menggoda Ibu Kota

13 September 2017   21:43 Diperbarui: 14 September 2017   23:09 4186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teater Kosong (dok. pri)

IH
Suka duka  yang dirasakan selama berteater?

AY
Dukanya, dari dulu bergerak sendiri. Apapun sendiri. Bikin cerita sendiri. Bikin pelatihan sendiri. Biaya sendiri. Cari duit sendiri. semua dijalankan sendiri. Ketika menggunakan fasilitas daerah, kita dibebani biaya, mengurus izin sendiri. Artinya, masih sendiri.

Saya lebih merasakan berteater ini berfungsi khusus kepada orang asing. Setelah tsunami di Aceh, ada dua masalah: post disaster dan post conflict. Kami masuk di post conflict. Teater Kosong diminta untuk menjadi bagian dari Sosialisasi Aceh Damai. Menyuarakan butir-butir MoU Helsinki ke lereng-lereng gunung di mana kekerasan masih terjadi untuk menyerukan damai. Kondisi saat itu masih berbahaya. Saat itulah teater menjadi kerja realita, teater sebagai media penyampaian. Selama dua tahun kami keluar masuk pedalaman, menemui milisi. Umumnya mereka menerima kami dengan senang.

Kita dibayar secara sangat profesional. Sebagai korban, rumah saya habis---

IH
Maaf, Ampon Yan tinggal di mana saat kejadian gempa dan tsunami?

 AY
Saya tinggal di Kaju, Aceh Besar. Daerah pesisir terdampak bencana. Rumah saya di belakangnya laut. Mungkin rumah pertama yang dihantam tsunami.

IH
Saat kejadian?

AY
Kebetulan kita dan anak-anak ke Taman Budaya, ada Musyawarah Dewan Kesenian Aceh. Saya ketua pada saat itu. Orang-orang dari daerah menginap di situ. Karena libur, anak-anak minta ikut. Rumah kosong, kena. Sukanya, dengan adanya pekerjaan sosialisasi saya bisa membangun kembali  dari uang yang saya bilang tadi. Itulah sukanya, karena karya kita dihargai sangat. Mereka mengatakan yang mampu berkomunikasi itu Anda, kami tidak. Saya harus mempelajari buku tentang MoU Helsinki sebelum orang lain, tiap butir dan kalimat. Justru itu yang tak bisa dilupakan. Ada fungsi kita, bukan hanya sekadar menghibur.

IH
Rencana ke depan? Misalnya ada undangan untuk Panggong Aceh tahun depan?

AY
Saya pikir tentu kami harus datang jika diminta. Meski perjalanan dari Aceh ke Jakarta jauh, tentu harus dipikirkan segala sesuatunya.

IH
Apa peran pemerintah daerah kepada teater terkait dengan ekonomi  kreatif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun