Mohon tunggu...
Avid Dea
Avid Dea Mohon Tunggu... Wiraswasta - avid dea saftri

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Rumah Penentu Bakat Anak?

15 Maret 2019   06:49 Diperbarui: 15 Maret 2019   06:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com


Terkadang para orang tua kurang peka terhadap aktivitas anak yang setiap hari- hari di lakukan di rumah , yang menujukan bakat nya. 

Karena di sanalah terkadang bakat anak muncul , sementara rasa suka anak terhadap aktivitas nya berasal dari keinginan otaknya untuk mengetahui sesuatu dan  ketika anak sudah tau , anak akan  terus melakukan berulang -ulang karena anak menyukai hal tersebut.  Namun semuai itu sebaliknya jika anak  tidak menyukai hal tersebut maka anak tidak akan mengulang- ngulang hal itu lagi.

Menurut munib chatib seorang konsultan pendidikan dan pendiri sekolah nya manusia .  

Ada urutan  yang mana orang tua bisa mengamati bakat dari seorang anak  dilihat dari hal yang  di lakukan  karena di sukainya.  Jika awal nya anak merasa ingin tahu karena suatu hal  namun anak hanya melakukanya sesekali , dan tidak ada ketertarikan lagi untuk melakukan kemungkinan anak tidak menyukainya, namun jika anak di mulai dari sara penasaran atau ingin tahunya  anak mencobanya  dengan mengulang"  anak menjadi suka dan itu kemungkinan menjadi bakat anak.

Namun tidak semua hal yang dilakukan anak ber ulang - ulang bisa dinamakan bakat . Karena tidak semua aktivitas yang di sukai anak adalah bakat nya . Karena mungkin anak hanya  meniru dari sekitarnya entah teman atau orang yang di sukai nya. 

Namu banyak hal yang terjadi saat berada di lingkungan rumah, ketika anak sedang ingin  mencoba dan menujukan bakatnya kepada orang tua tetapi orang tua lah yang mencoba menghentikan niat anak  dengan  beberapa hal berikut: 

Melarang anak melakukan hal yang disukainya

contoh terkadang anak menyentuh sesuatu karena dia memiliki rasa penasaran , semisal anak menyentuh jam milik orang tua yang dia ingin tahu karena di depanya anak  usia dini itu mengambilnya , karena rasa penasaran namun dengan cepat orang tua merebutnya dengan membentak " jangan ini mahal ini bukan mainan" dengan begitu hal yang ingin di ketahui anak sudah di larang oleh orang tua nya.

Selalu menyebut anak dengan sebutan negatif

Ketika anak mendapatkan nilai jelek , dukungan orang tua lah yang teramat penting dengan memotivasinya ,bahkan menuntut minat anak untuk  memahami hal yang belum di bisa dengan belajar lebih giat lagi. Bukan  dengan meberi label tidak baik baik pada anak dengan sebutan  tolol , bodoh dll yang anak mematikan semangat anak sehingga anak merasa di rumah pun anak tidak merasa mendapat dukungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun