Mohon tunggu...
Rahmayu Attri Murni
Rahmayu Attri Murni Mohon Tunggu... Guru - belajar dan terus belajar

Jangan hanya memandang dari salah satu sisi, agar pandanganmu tidak tersempitkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cinta Ayah dan Ibu

7 Mei 2019   08:30 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:39 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah sangat mencintaiibu, walau tanpa kata -- kata romantic, walau tanpa bunga walau tanpa coklat, ayah mencintai ibu dengan kesederhanaan, ayah tak pandai menulis puisi buat ibu, ayah tak pernah kirim SMS mesra, juga tak pernah kirim Wa dengan gombalan -- gombalannya, ayah berbicara sama ibu hanya tentang yang penting -- penting saja, ayah tak pernah menanyakan kondisi ibu kalau ayah pergi jauh, yang ditanyakan hanya kami anak -- anaknya, kemudian telpnya pun ditutup setelah ibu menjawab dengan dengan gambalang kondisi kami, tak banya juga tambahan omongan dari ibu, ibu tak pernah marah atau merajuk jika ayah tak mempertanyakannya ibu masih setia. Dan kata ibu cinta tak harus diucapkan karena ibu tahu pancaran mata ayah, mata ayah sudah menjelaskan semuanya bahwa ayah sangat mencintai ibu.

Ibu mencintai ayah seperti ayah yang mencintainya, ibu mencintai semua keserhanaan yang diberikan ayah, ibu tak pernah menuntut ayah untuk membelikan bunga mawar disaat ibu ulang tahun atau disaat ulang tahun pernikahannya, ibu juga tak menuntut ayah membeli coklat disaat hari valentine, ibu juga tak menuntut untuk ayah menulis sms mesra ataupun menggombalinya lewat wa, Ibu menikmati cinta yang tak terungkapkan, ibu memahami semua isyarat yang ayah berikan, ibu memang luar biasa, ibu mampu menerima semua kekurangan ayah, ibu tulus mengurus semua yang dibutuhkan ayah, ibu menerima semua pemberian ayah walau ayah selalu member dengan nilai yang sangat kurang tetapi ibu selalu tersenyum puas, cinta ibu pada ayah seluas samudra, dan ayah tenang berada disamping ibu.

Saat Bulan puasa begini aku sangat merindukan ayah, biasanya ayah yang mengajakku kemesjid taraweh, aku ingat sewaktu aku kecil, disaat lelah pulang sholat ayah selalu menggendongku, ayah menanamkan kepadaku untuk mencintai mesjid sebagai rumah Allah, maka kita harus rajin berkunjung dan membersihkannya agar Allah sayang sama kita, sekarang ayah telah tiada setelah lima tahun ayah menderita sakit, bulan yang lalu ayah dijemput sang Pencipta, ayah tak lagi merasakan sakitnya, ayah telah selesai masamu didunia.

Kupandang ibu yang semakin tua, bertambah tua saja setelah ayah tiada, mungkin ibu terpukul dan kesepian, karena selama ini hanya ayah yang menemaninya, sedangkan kami anak -- anaknya sudah pada besar dan menikah, memilih tinggal dengan keluarga masing -- masing, tinggal lah ibu sebatang kara, dari kejauhan kulihat dia menatap langit, entah apa yang difikirkan, mungkin juga ibu sedang memandang ayah yang disana lagi tersenyum kepadanya.

Ibu tinggal satu -- satunya orang tuaku setelah ayah mendahului kami, sedangkan kedua mertuaku juga telah mendahului kami, suatu ketika ibu kuajak tinggal dirumahku tetapi ibu tak mau, ibu menolakku, katanya ini amanah ayah, ayah tak mengijinkan ibu meninggalkan rumah ini, karena dirumah inilah ayah memberikan semua cintanya pada ibu, dirumah ini juga ibu memberikan cintanya pada ayah dan anak anaknya, dan ibu harus menjaganya sampai ia meninggal dunia, itu kata ibu kepadaku, aku menangis, aku sedih campur haru, betapa besarnya cinta ibu pada ayah dan betapa besarnya cinta ayah pada ibu, dengan keserhanaan mereka memiliki cinta yang luarbiasa sempurna

Ayah terimakasih atas pelajaran yang sudah kau berikan padaku, kau ajarkan aku makna cinta yang sesungguhnya, kau tanamkan cinta sempurna bagi kami, kau jadikan ibuku wanita terpatuh dan paling setia dimuka bumi, terima kasih ayah atas semua pengorbananmu, walau kau tak pernah memberiku banyak kemewahan tetapi kau memberiku berlimpah kasih sayang, aku berjanji akan selalu menjaga ibu dan akan selalu memperhatikan ibu buatmu ayah, ku akan jaga bidadari surgamu ini, ku akan jadikan ibu wanita terbaik dalam hidupku seperti ayah yang juga menjadikan ibuku wanita terbaik dalam hidupmu

Ayah terima kasih atas semua cinta, terimakasih atas semua kasih sayang, terima kasih atas semua pengorbanan, aku akan jadikan ayah contoh tauladan dalam keluargaku, mencintai dengan sangat tulus

Alfatihah buat ayah di alam sana, ko toleh ibuku, kulihat butiran butiran bening mengalir dimatanya dan kudekatai, kuusap keningnya, sangat panas, aku kaget ibu sakit, kuangkat beliau dan kubawa kekamar, kuambil kompres, saat kusampai disampingnya ia berbicara lirih " Anton... Ibu lelah, ibu akan menyusul ayahmu..." tiba -- tiba ibu menarik nafas panjang dan.... " Ibu........" teriakku, Azan magribpun berkumandang dan istriku memaggil buat berbuka, melihat ku menangis istriku bergegas mendekati dan mengsap ibuku " Innalilahi Waiina Ilahi Rojiun " Cuma kata itulah yang terucap dibibir istriku

Sekarang ayah dan ibu telah tiada, ibu pergi menyusul ayah tepat dihari pertama Ramadhan ini, aku telah ditinggalkan mereka, ibu telah member pelajarannya padaku, ibu telah membuat aku benar -- benar kagum, ditengah sakit yang diderita ayah ternyata ibu juga sedang melawan penyakitnya dan kami tak ada yang tahu termasuk ayah, selama merawat ayah ibu juga berjuang melawan penyakit kankernya dan ibu bilang sama dokter agar ayah jangan sampai tahu, dan termasuk kami, kami hanya melihat rekam medis ibu setelah ibu tiada.

Begitulah cinta ibu pada ayah dan anak -- anaknya, tak pernah ingin berbalas, tak pernah memperlihatkan beban walau beban yang dipikul begitu berat. Ibu, ayah cintamu bak dalam cerita dongeng, dibalik semua keserhanaan kau menyimpan konsep ketauladanan yang tinggi

Love u ibu, love u ayah...

Semoga syurga Allah ada untukmu...

By Attri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun