Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Setitik Embun

2 Juni 2019   13:56 Diperbarui: 2 Juni 2019   14:00 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Saat bangun pagi ada bisikan manja di luar jendela kamar. Di atas halaman daun cemara titik-titik embun menyatu menjadi satu. Banyak embun yang telah menyatu dengan indah. Semuanya bersorak gembira. Titik embun itu mulai membesar. Namun ada satu titik di ujung daun yang masih bertahan. 

Di balik suara bahagia sahabat-sahabatnya embun itu meneteskan air mata. Tangisnya tak terdengar. Dia enggan berteriak. Air matanya terus mengalir dalam kesendiriannya. Ada yang dia sembunyikan dari kesendirian itu. Kakinya tetap berpijak pada cemara pemberi hidup. 

Sahabat-sahabatnya semakin keras memanggil. Dia hanya menoleh dan memberi senyum. Cepatlah bergabung. Matahari semakin meninggi. Kamu akan ditelan mentari. Jika itu keinginanmu pergilah dalam kesendirianmu. 

Sahabat-sahabatnya menaruh iba padanya. Mereka tak pernah tahu kegelisahan terdalam dari setitik embun itu. Mereka hanya melihat dari luar namun tak pernah datang tuk merangkul. 

Dari atas cemara dia terus menatap ke bawa. Sebuah pohon mulai mengering dan akan mati. Panas terik yang berkepanjangan membuatnya menderita. Setitik embun itu ingin menyerahkan dirinya untuk memberi kelegahan. Dia akan jatuh dan menghilang. Dalam hati dia rela ditelan keringnya tanah. Semua demi kehidupan sebatang pohon. 

Di akhir pertemuan dengan para sahabat dia hanya melempar sebuah senyuman. Sampai jumpa sahabat semua. Aku berjanji di balik kematianku akan timbul seribu embun yang akan menghiasi pagi indahmu. Pohon yang telah tumbuh akan memberikan kebahagiaan yang lebih untuk semua sahabat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun