Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Kehilangan Orang Tercinta, Apa yang Harus Dilakukan?

9 Agustus 2018   04:44 Diperbarui: 9 Agustus 2018   07:33 3541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua psikolog ini memberikan strategi mengatasi kedukaan dengan tepat.

"Untuk bisa cepat bangkit, dibutuhkan keimanan yang kuat terhadap sang Maha Pencipta. Juga untuk menentukan kembali makna dan tujuan hidup, khususnya bila orang yang pergi terkait dengan tujuan hidup kita sebenarnya," ujar Palupi.

Menurut Palupi, dukungan orang sekitar sangat penting. Saat berduka, seseorang cenderung merasa ia sendiri yang mengalami kehilangan. Inilah yang kemudian memperparah perasaan berduka.

Hal senada diamini Ariny. "Dukungan sosial dari orang di sekitar dapat membuat individu merasa diperhatikan, dicintai, dan diterima oleh lingkungan," jelasnya.

Menurutnya, ini mampu mengurangi stres yang muncul pasca kehilangan sehingga dapat membantu melewati masa dukacita dan menerima kejadian yang telah terjadi.

Jika kedukaan tak juga reda dan mengganggu kehidupan, Palupi menyarankan sebaiknya menghubungi konselor atau psikolog terdekat untuk mendapatkan terapi.


Saran yang sama disampaikan Ariny. "Jika dukacita tak kunjung reda, bahkan menimbulkan tekanan dan membahayakan individu yang bersangkutan, berikan pendampingan atau bantuan profesional oleh psikolog atau konselor," ujarnya.

Kedukaan cenderung menetap bila selama bertahun-tahun ia menunjukkan kesedihan berkepanjangan, seolah-olah peristiwa kehilangan baru saja terjadi, atau bahkan sampai mengalami keluhan fisik maupun psikologis.

Keluhan tersebut antara lain cemas, cepat marah, merasa sedih yang intens, tidak bersemangat dan menarik diri dari lingkungan karena teringat individu yang telah pergi. Ini semua patut diperhatikan, karena menunjukkan adanya kesedihan yang bersifat patologis.

"Kedukaan tiap individu dipengaruhi oleh kedekatan secara emosional, usia, proses kematian, dan kurangnya dukungan sosial. Keempat alasan itulah yang menjadikan kadar duka cita antar individu bisa berbeda," tegas Ariny.

Nah, individu yang mampu mengembalikan dukacitanya tentu bisa kembali melakukan berbagai aktivitas seperti biasa. Seseorang dapat dikatakan sudah melewati masa dukacita saat ia mampu menerima serta melihat sisi positif dari peristiwa kehilangan yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun