Mohon tunggu...
Asep Totoh Widjaya
Asep Totoh Widjaya Mohon Tunggu... Dosen - Keep Smile and Change Your Life

Guru SMK Bakti Nusantara 666-Kepala HRD YPDM Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung, Wakil Ketua BMPS Kab. Bandung, Dosen di Universitas Ma'soem, Konsultan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Covid-19 dan Sekolah Swasta

16 Mei 2020   06:04 Diperbarui: 16 Mei 2020   07:10 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pasca merebaknya wabah covid-19, kampus dan sekolah-sekolah diliburkan guna menekan berkumpulnya banyak orang di satu tempat yang memudahkan virus untuk berpindah tempat.

Sekolah libur bukan berarti belajarnya ikut libur, terhitung sejak 16 Maret 2020 belajar di sekolah diliburkan dan diganti pembelajaran via daring/on-line. Kondisinya terus berlanjut saat kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kegiatan belajar di rumah tentunya akan mengikuti sampai batas waktu yang belum ditentukan dan kegiatan semesteran sekolah pun  akan segera berakhir.

Setelah peniadaan UNBK, Ujian Sekolah online, belajar daring, akankah masalah kualitas lulusan dan prestasi akademik siswa menurun karena pelaksanaan kegiatan belajar selama satu semester terakhir dirasa tidak efektif karena dilaksanakan secara jarak jauh. Saat ini yang menjadi pertanyaaan menarik adalah ihkwal awal kegiatan tahun pelajaran 2020-2021, apakah akan sesuai dengan kalander pendidikan yang sudah ditentukan sebelumnya. Tentunya semua ini akan bergantung pada keberhasilan penangganan wabah covid19, kondisi normal adalah jaminan kejelasan proses pendidikan selanjutnya.  

Jika dilakukan pemetaan mengenai jumlah sekolah negeri dan swasta, tentunya sekolah swasta jauh lebih banyak. Kondisi pandemi ini akan sangat mengguncang keberadaan sekolah swasta terutama soal sumber keuangan dari masyarakat, berbeda dengan sekolah negeri yang sudah mendapat jaminan pembiayaan dari pemerintah. Para pengelola dan pengurus sekolah swasta sudah mulai kelimpungan untuk membayar gaji guru, alokasi biaya operasional sekolah yang tersendat karena kondisi ekonomi masyarakat pun terganggu.  

Hal lainnya adalah kecemasan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sekolah harus mencari strategi efektif agar masyarakat secepatnya mau mendaftarkan anaknya ditengah kondisi serba tidak menentu ini. Tidak dinampikkan jumlah siswa adalah keniscayaan eksistensi sekolah, PPDB adalah tolak ukur keberlangsungan sekolah swasta yang jelas terlihat dari perolehan siswa, maka persaingan antar sekolah swastapun dilakukan dengan melakukan start lebih cepat jauh-jauh hari sebelumnya untuk Penerimaan Peserta Didik Baru.  

PPDB Online

Dengan kondisi seperti saat ini memaksa masyarakat untuk memilih waktu yang tepat untuk mendaftarkan anaknya disekolah. Tentunya pilihan sekolah negeri adalah prioritas, belum lagi kondisi sosial ekonomi yang tergerus akibat virus covid19. Saat ini serata semua sekolah pun memilih strategi on line dalam PPDB, situs pendaftaran calon siswa baru ini menjadi suatu keharusan. Penerimaan Siswa Baru (PSB) atau Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara Online Real Time untuk Dinas Pendidikan dan sekolah se-Indonesia sebenarnya bukan hal baru.

Jauh sebelum pandemi, banyak sekolah yang sudah melaksanakan pendaftaran siswanya dengan sistem Online. Misalnya di Jawa Barat ada SIAP PPDB Online, adalah sebuah sistem yang dirancang untuk melakukan otomasi seleksi penerimaan siswa baru (PSB), mulai dari proses pendaftaran, proses seleksi hingga pengumuman hasil seleksi, yang dilakukan secara online dan berbasis waktu nyata (realtime). Dan mendadak "daring" untuk PPDB saat ini adalah keniscayaan bagi sekolah-sekolah swasta.

Menarik mencermati pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 era pandemi ini, kiranya perlu lebih diawasi lebih ketat jika prosesnya secara keseluruhan dilaksanakan secara daring. Jangan sampai, potensi kecurangan lebih besar terjadi karena pelaksanaan PPDB dilaksanakan secara daring. Maka salah satu bagian yang perlu diawasi yakni verifikasi administrasi calon siswa, apabila penyerahan syarat-syarat administrasi dilaksanakan secara daring maka panitia PPDB harus lebih teliti memastikan syarat administrasi yang diunggah calon siswa asli dan sesuai kenyataan.

Pasalnya, syarat administrasi yang diserahkan bukan berupa fisik surat atau kartu. Sebelumnya penyerahan  keluarga dilakukan langsung ke sekolah, apabila nanti tidak diserahkan langsung, panitia PPDB harus membuat sistem sedemikian rupa supaya tidak ada pemalsuan kartu keluarga, sertifikat prestasi bodong ataupun praktek diluar ketentuan permendikbud tentang PPDB.

Tidak dinampikkan jika karut marut perolehan siswa bagi sekolah swasta karena dengan zonasi banyak calon siswa yang memilih sekolah negeri, asalkan jarak sekolah dekat dengan rumah maka peluang siswa diterima akan semakin besar tanpa memperhatikan nilai yang diperoleh. Belum lagi masalah lainnya yang akan diperoleh masyarakat dalam hal pendidikan gratis di sekolah negeri, dan masih kuatnya stigma negeri "minded" ataupun masih ada label negeri favorit.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun