Mohon tunggu...
Hairun Fahrudin
Hairun Fahrudin Mohon Tunggu... IG: pelancongirit -

Penghobi jalan-jalan dengan bujet murah. Baca cerita perjalanan saya lainnya di blog pelancongirit.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama FEATURED

Secuil Cerita dari Lapangan Tiananmen

11 Juli 2018   13:05 Diperbarui: 4 Juni 2020   09:15 3197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monument to the People's Heroes

Bagian yang paling menarik dari lapangan Tiananmen tentu saja gerbang Kota Terlarang yang kerap disebut Gate of Heavely Peace. Potret raksasa Mao Tse Tung yang dipasang di dindingnya membuat Gate of Heavenly Peace ini makin ikonik saja. 

Letak lapangan Tiananmen tepat berada di sisi selatan Kota Terlarang. Selain kompleks Kota Terlarang yang berarsitektur tradisional Tiongkok, bangunan di sekeliling lapangan Tiananmen didominasi oleh gedung-gedung besar bergaya Soviet. 

Di sisi barat ada Great Hall of The People, dan di sisi timurnya berdiri bangunan National Museum yang megah. Objek lain yang tak kalah menariknya adalah Monument to The People's Heroes yang berdiri tepat di tengah lapangan Tiananmen.

Gedung bergaya Soviet yang mendominasi kawasan Tiananmen
Gedung bergaya Soviet yang mendominasi kawasan Tiananmen
Mumpung sedang berada di Beijing, tentu saja saya tak melewatkan kesempatan untuk melihat jenazah Mao Tse Tung yang sudah diawetkan itu. 

Pemerintahan komunis di masa lalu memang punya tradisi mengawetkan jenazah pemimpin besarnya. Namun kebiasaan ini tak berlanjut lagi, pemimpin setelahnya dikuburkan secara normal. 

Seperti bangunan megah di sekitarnya, Mausoleum of Mao Tse Tung juga bergaya Soviet, dengan ornamen yang sangat minimalis. Posisi mausoleum ini berhadapan dengan gerbang Kota Terlarang, membuatnya menjadi bagian dari garis sumbu yang menjadi pusat kota Beijing.

Saya perlu mengantre sekitar 40 menit sebelum mencapai ruang utama mausoleum tempat jenazah Mao dibaringkan. Pengunjung tentu saja tak dizinkan mengambil foto di tempat yang sakral tersebut.

Sudah begitu, antrean diharuskan bergerak cepat sehingga pengunjung hanya punya waktu beberapa detik saja di ruang jenazah.

Saya pun hanya bisa melihat sekilas mayat Ketua Mao yang dibaringkan dalam kotak kaca itu. Wajahnya nampak berkilat layaknya patung lilin, seperti bukan mayat sungguhan. 

Ekspresi wajah warga lokal saat melihat jenazah Ketua Mao nampak datar saja. Saya tak melihat ada yang menangis atau menunjukkan seri muka yang emosional. Berbeda sekali misalnya dengan video-video warga Korea Utara yang bisa menangis histeris di depan kuburan pemimpin mereka.

Monument to the People's Heroes
Monument to the People's Heroes
Baca juga: Serunya Naik Kereta Ekonomi di Tiongkok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun