Aku di teras itu berubin tanah
Di dua ratus hasta dari dudukku
Kulihat anak-anakku bersenang-senang
Bermain-main tanah dan pasir
Seonggok tanya gagu
Guna apa anak-anakku terlahir
Sekelumit tanya yang tak pandai
Sebab seluruh jawab telah lama tersaji
Rupa-rupa jawaban itu telah lama sekali terjaga
Misal mereka terlahir sebagai penerus manusia
Supaya beradanya manusia terjaga di bumi
Dan juga hikmat berketurunan
Lalu kujumpai jawaban tak sama
Bila kelak kutiada... Kumati... Kutiada pernah tutup usia
Sebab anak-anakkulah menujukan usiaku
Menjadilah rundingku untuk menimang-nimang mereka
Karena mereka penggenggam usiaku
Di usia lanjutku
Yang demikian itulah
Hakikat tiada tara kehadiran anak-anak kita
-----------
Makassar, 29 April 2016
@m_armand fiksianer