Spesial untuk Messi, alih-alih memilih mematikan Messi secara man to man marking, Chelsea lebih memilih Zonal Marking. Ruang yang sering digunakan Messi untuk memulai pergerakan yaitu celah diantara pertahanan dan lini tengah, dipersempit ketika para pemain depan Chelsea ikut turun menutup di belakang.
Hal ini membuat Messi tidak ada kesempatan mengkreasi peluang. Imbasnya, Messi akan terlalu di depan, atau juga terlalu jauh turun ke belakang  jauh dari kotak penalti Chelsea untuk menjemput bola. Efektif  bagi Chelsea dan tak efektif bagi Barcelona.
Melihat situasi seperti Valverde mengubah strategi dengan lebih mendorong pemain tengahnya agar lebih bermain melebar. Iniesta diinstruksikan bergerak melebar ke kiri dan Paulinho ke kanan.
Meski sudah mulai mampu merusak zona marking Chelsea, namun dengan strategi ini Barca kesulitan untuk segera menutup transisi cepat Chelsea di tengah. Willian yang sudah dua kali tendangan jarak jauhnya mengenai tiang gawang kiri dan kanan, akhirnya mampu menjebol gawang Ter Stegen di menit ke-62.
Akhirnya Chelsea kebobolan oleh gol Messi di menit ke-75 karena kesalahan Christensen dalam melakukan tacklingmenghalau bola. Ini menjadi gol pertama Messi dalam sejarah pertemuan dengan Chelsea. Skor akhirnya bertahan imbang, 1-1 hingga peluit panjang dibunyikan wasit Cuneyt Cakir asal Turki.
Di luar semua itu, pujian pantas dialamatkan ke Antonio Conte. Jika bicara dari segi taktik, Conte unggul dari Valverde dalam pertandingan ini sekaligus membuat lini tengah Barcelona tidak berkontribusi maksimal. Conte juga mampu memotivasi anak asuhnya untuk tampil bak gladiator yang tak gampang takut di depan Barcelona. Salut.
Tetapi masih terlalu jauh untuk berbicara lolos dari hadangan Barcelona. Posisi ini bahkan membuat Barcelona aman karena memiliki tabungan gol away. Selain itu, dengan formasi sekarang, Barcelona terlihat lebih sulit kebobolan dibandingkan musim lalu.
Simpulannya, Chelsea boleh cerdas, namun Barcelona sepertinya sudah aman.
Salam