Mohon tunggu...
Arkian Widi
Arkian Widi Mohon Tunggu... Freelancer - hello world

a wandering digital bedouin.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Marak Jurnalisme Warga, Jurnalis Pikir Ulang Peran

17 Juli 2017   14:43 Diperbarui: 17 Juli 2017   14:49 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marak media sosial mendorong berkembangnya citizen journalism (jurnalisme warga). Warga bisa memproduksi berita dan langsung mengunggah ke akun masing-masing. "Media sosial membuat semua orang bisa memproduksi berita, dan informasi. Warga di tengah jalan melihat kebakaran, tabrakan, bisa menggunakan hape untuk memotret, merekam, dan mengirimkan ke media sosial. Citizen Journalism berkembang," tandas Redaktur Eksekutif Majalah TEMPO Wahyu Dhyatmika dalam Indonesia Data Driven Journalism (IDDJ) 2017: "Pemanfaatan Data Terbuka untuk Kemajuan Energi Nasional dan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat", Jakarta (21/4/17).

Jurnalisme Data

Perkembangan pesat teknologi ponsel memungkinkan pengguna merekam, mendokumentasikan, dan lekas mengirimkan berkas digital berupa foto, audio dan video. Warga pun bisa melakukan kerja jurnalistik seperti wawancara, dan menulis berita. Hal tersebut membuat para jurnalis harus pikir ulang perannya di tengah publik.

"Itu membuat wartawan harus memikirkan ulang perannya di publik. Dia tidak bisa lagi hanya mengandalkan wawancara untuk menulis berita, karena itu sudah dilakukan citizen reporter, dan blogger. Bahkan banyak pejabat, narasumber, memilih berkomunikasi lewat medsos. Lewat twitter, menteri bisa langsung melaporkan apa yang dikerjakan," imbuhnya.

Maka insan pers mesti ambil peran lain yang lebih luas dalam menyajikan berita, menggali lebih dalam untuk manfaat yang lebih besar.

"Jadi wartawan harus bisa punya peran yang lain. Salahsatunya lewat jurnalisme data. Ketika dia bisa memotret tren, bisa menggali dari data, maka liputan-liputannya akan lebih fokus dan lebih berguna untuk publik," jelasnya.  

Wahyu melanjutkan, di Amerika  dan Eropa sudah sejak awal 80an, jurnalisme data berkembang dan banyak digunakan. Sedang untuk di luar Amerika dan Eropa baru 10 tahun terakhir. Teknologi digital mengakibatkan ledakan data, menuntut media untuk mengolahnya menjadi berita.

"Yang paling mendorong perkembangan jurnalisme data adalah teknologi digital. Ketika internet hadir dan hampir semua data bisa di-uploadke internet, maka ada ledakan jumlah data. Ada ledakan informasi yang menuntut media untuk bekerja dengan informasi-informasi baru ini," pungkasnya.

Aktivitas jurnalisme warga termasuk dalam kegiatan blogger dan vlogger. Berbekal ponsel pintar dan akun medsos, mereka mencari sumber berita untukupdate,mengisi konten blog dan kanal video mereka. Proses kreatif ini sangat mengandalkan koneksi jaringan internet yang cepat, sehingga konten bisa langsung tayang dan dilihat banyak orang saat itu juga.

Paket Internet XL memberikan kebutuhan dan kemudahan bagi pekerjaan mereka. Dengan koneksi ngebut 4G, si operator biru masih memberi berbagai keuntungan termasuk bonus kuota, Youtube tanpa kuota, gratis nelpon ke operator lain, dan gratis langganan Genflix, Yonder, dan Tribe. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun