Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apanya yang Horor?

5 September 2019   13:23 Diperbarui: 5 September 2019   13:37 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badai yang menggulung kabut atau debu bisa menciptakan pocong yang sedang menari. Dokpri
Badai yang menggulung kabut atau debu bisa menciptakan pocong yang sedang menari. Dokpri
Ritual menyeramkan menjelang tangah malam. Dokpri
Ritual menyeramkan menjelang tangah malam. Dokpri
Hantu Desa Penari.

Kemarin siang, penulis dan seorang K'ner Surabaya (tak perlu saya sebut) bertukar pengalaman tentang kisah yang heboh tersebut. Bahwa kisah itu memang ada tetapi bukan di wilayah yang disebut di desa itu serta tak seseram itu. Mengapa bisa heboh? Sengaja dibuat heboh. Untuk apa? Kunjungan wisata atau menciptakan desa wisata. Titik.

Seorang Kompasianer beberapa hari yang lalu menulis "Memang Ada Tetapi Jangan Mengada-ada" Saya setuju itu.

Puluhan desa dan puluhan tempat mulai dari Banyuwangi hingga Kebumen di sepanjang pedalaman selatan Jawa serta gedung angker dan sangar apalagi hutan yang oleh orang dikatakan 'jalma mara jalma mati' artinya orang datang akan mengalami kematian sudah dikunjungi penulis untuk melihat dan membuktikan apa sebenarnya yang terjadi. Ternyata kisah yang dibesar-besarkan memang ada dan kisah yang mengada-ada juga ada. Sekali pun kisah tentang peristiwa mistis, santet, pelet, atau teluh juga ada dan bisa dibuktikan.

Kisah mistis seputar Gunung Bromo atau di tempat lain yang berbau 'katanya' tentu saja tidak akan saya tulis sebagai sebuah pengalaman sejauh itu tak bisa dibuktikan secara empiris selain sebuah kisah tutur tinular.

Salam budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun