Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjaga Perdamaian, Hilangkan Kebencian

13 September 2017   22:59 Diperbarui: 14 September 2017   09:56 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian - kompasiana.com

Tidak dipungkiri, ujaran kebencian saat ini menjadi perhatian serius bagi semua orang di negeri ini. Belum juga terungkap secara gamblang kasus Saracen, ujaran kebencian nampaknya masih terus merajalela di dunia maya. Jika Saracen diduga muncul karena ada kepentingan politik, ujaran kebencian bernada SARA bisa ternyata terus terjadi. 

Entah hal ini sengaja diproduksi oleh grup semacam Saracen atau tidak, faktanya sentimen SARA terus saja bermunculan. Salah satunya adalah sentimen SARA dalam krisis kemanusiaan terhadap etnis Rohingya. Banyak dugaan yang muncul, sentimen tersebut sengaja dimunculkan untuk menjadikan Myanmar sebagai medan jihad.

Di Indonesia sendiri, pendaftaran untuk pergi berjihad ke Myanmar terus saja terjadi. Ajakan jihad di media sosial juga terus bermunculan. Lalu apakah benar Myanmar tepat dijadikan sebagai medan jihad? Berbagai ulama menyatakan keinginan untuk jihad di Myanmar sebaiknya ditinjau ulang. 

Jika niat membantu etnis Rohingya ini dilakukan dengan cara perang, tentu hal ini akan memicu terjadinya konflik baru. Jihad dengan cara perang, justru akan menjauhkan niat membantu etnis Rohingya itu sendiri. Karena bantuan yang diperlukan adalah bantuan makanan dan obat-obatan, ataupun bantuan sosial lainnya. Biarlah menjadi urusan antar negara, untuk meredam atau menghentikan ketidakadilan disana.

Ada juga kekhawatiran, ajakan jihad ini bisa memicu melahirkan generasi teroris baru. Ketika para jihadis ke Myanmar dan belajar perang secara otodidak, mereka akan berpotensi menjadi teroris ketika kembali ke Indonesia. Apalagi provokasi ujaran kebencian begitu masif di Indonesia. 

Jika hal ini terus dibiarkan, konflik yang terjadi di Myanmar berpotensi bisa terjadi juga di Indonesia. Ketika konflik terjadi, disitulah biasanya kelompok teroris masuk. Karena berdasarkan pengakuan para mantan teroris, tidak sedikit para teroris yang memanfaatkan atau menyulut terjadi konflik, untuk dijadikan pembenaran melakukan medan jihad.

Ingat, Indonesia merupakan negara damai. Sudah semestinya kita yang menjadi warga negara Indonesia, juga turut menebarkan pesan damai ke semua orang. Jangan sampai kedamaian yang telah ada di negeri ini, berganti dengan kebencian dan tindak kekerasan. Karena kebencian akan mendekatkan diri pada perilaku yang intoleran. 

Sedangkan perilaku intoleran akan mendekatkan diri pada tindakan teror. Kalau hal itu sudah terjadi, makan akan semakin hancur negeri ini karena diteror oleh warganya sendiri. Ketika dulu masyarakat Indonesia bisa bersatu melawan penjajahan, kenapa saat ini justru terbelah oleh provokasi kebencian? Mari kita saling introspeksi dan mengingatkan diri.

Mari mulai pada diri kita sendiri. Mulailah menghilangkan kebencian sejak dalam pikiran. Mulailah mengisi pikiran kita dengan pesan damai. Agar apa yang keluar baik itu dalam bentuk ucapan ataupun perilaku, sama-sama mengedepankan kedamaian. Jika hal ini bisa dilakukan semua masyarakat Indonesia, tentu negeri ini akan semakin berkembang tanpa ada kekhawatiran perpecahan, tanpa ada kekhawatiran terganggunya persatuan dan kesatuan.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun