Melihat tren pelajar yang hendak beranjak menjadi mahasiswa sekarang, saya melihat ada hal yang (saya pikir) perlu diperbaiki. Yaitu anggapan bahwa jurusan favorit di universitas ternama berarti kesuksesan. Jurusan tidak favorit disebut "ecek-ecek", dan universitas negri/swasta lokal cenderung dijadikan cadangan. Hal ini belakangan menjadi marak, selain tujuan umum para pelajar yang menurut saya cukup klise, yaitu : lulus SMA, masuk PTN di jurusan favorit, lulus kuliah, kerja dengan gaji berjuta-juta, jadi orang kaya. Saya pun tidak memungkiri bahwa saya pun ingin menjadi orang kaya. Tapi apa semudah membalikkan telapak tangan? Butuh usaha dan kerja keras yang harus dilakukan. Hidup adalah perjuangan, struggle to survive. Pelajar terpaku kepada lembaran kertas yang berisi angka-angka, bahkan melakukan segala cara untuk mendapat angka yang lebih "bernilai". Menghalalkan yang haram, dan mentabukan yang halal. Sehingga tujuan utama bersekolah adalah agar bisa mendapatkan ijazah dengan nilai nilai yang bagus agar bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dan mendapatkan penghidupan yang diimpikan, bukan lagi untuk mencari ilmu. Untungnya, tidak semua pelajar seperti ini. Masih banyak mutiara dihamparan pasir yang ikhlas bersekolah untuk menuntut ilmu. Kecenderungan lain adalah kecenderungan untuk memilih jurusan yang "gampang dapet kerja". Alasan "gampang dapet kerja" bahkan mengalahkan alasan "cita-cita" dan "bakat". Bahwa impian akan kehidupan yang serba mudah dan enteng mengalahkan hati nurani menjadi marak di lingkungan pelajar sekarang ini. Pelajar yang memilih jurusan "ecek-ecek" akan segera dicemooh oleh temannya. "ngapain milih jurusan kaya gitu" Padahal, jika suatu jurusan tidak ada lapangan kerja dan spesialisasi yang nyata, bukankah seharusnya jurusan tersebut tidak pernah ada? Sekalipun anda masuk jurusan favorit di PTN ternama sekalipun, jika anda tidak ditakdirkan untuk menjadi orang sukses, maka anda tidak akan pernah sukses. Kita semua ada dalam skenario besar milik Tuhan, dan skenario itu sedang berjalan. Masalahnya, pantaskah bagi kita untuk mendapat peran yang kita inginkan. Usaha berbanding lurus dengan pencapaian. Siapa kita ditentukan oleh pilihan yang kita pilih. Siapapun anda, apapun posisi anda, kita semua berhak untuk mendapat kehidupan yang kita inginkan. Dan tidak hanya ditentukan oleh angka-angka di lembaran kertas atau jurusan favorit di PTN ternama. Masih ada jalan, selalu ada jalan. Selama kita masih punya impian, dan masih mau struggle to survive