Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sepenggal Kisah Perang dari Morotai

23 April 2012   18:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:14 14676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_176563" align="aligncenter" width="432" caption="Pelabuhan Morotai Kini pada Sebuah Malam Yang Sunyi (sumber dok.pribadi ibu Siti Hidayati)"][/caption]

Sebuah tempat adalah kumpulan penceritaan, sebuah lokasi adalah terkumpulnya narasi. Begitu juga dengan Pantai Morotai yang indah, tempat di mana cakrawala menjadi jingga jika pagi atau senja mendaratkan matahari. Di balik garis lembayung jingga tersimpan sebuah kisah tentang, darah, air mata, dan keyakinan.

Pulau Morotai adalah sejarah yang hilang, sejarah yang melembarkan kisah bagaimana sebuah pantai yang begitu indah menjadi pantai penuh darah. Pelabuhan Morotai awalnya dibangun Belanda sebagai Pelabuhan antara untuk menghubungkan antara Ternate dengan Hollandia dan Biak, pada tahun 1939 beberapa perwira KNIL didikan Bandung ditempatkan di Morotai, untuk mengantisipasi perkembangan perang di Eropa, Belanda menyangka bahwa suatu saat Jerman akan masuk lewat Pasifik, saat itu Belanda tidak menyangka Jepang akan melawan Amerika Serikat. Tapi di tahun 1942 menjadi kenyataan.

Ribuan pasukan Jepang masuk ke Morotai, ke Biak, ke seluruh Hollandia (nama lama Jayapura), dan masuk ke seluruh pesisir pantai di Papua. Mereka membangun benteng-benteng laut yang bertugas mengantisipasi masuknya Amerika Serikat setelah Jepang membom Pearl Harbour.

Di Amerika Serikat sendiri, pemboman Pearl Harbour Desember 1941 bikin Presiden AS Roosevelt naek darah kakinya yang lumpuh karena sakit polio bisa sembuh mendadak di depan Parlemen AS dia mengatakan dengan nada gemetar, "Mulai detik Kita Perang dengan Jepang, kita lumatkan Jepang sampai selumat-lumatnya," setelah pidato itu ia memerintahkan Kolonel Doolitle (Penerbang Angkatan Darat) AS, menggebuk Tokyo. Roosevelt memanggil dua jagoan perang AS. Di Eropa Roosevelt sudah menunjuk Jenderal Ike Eisenhower, seorang Jenderal belakang meja yang punya ketrampilan diplomasi ketimbang keterampilan perang, bagi FDR, Ike lebih cocok untuk menggabungkan kekuatan De Gaulle, Patton dan Montgomery yang sama-sama punya ego tinggi, tapi untuk Pasifik, ia betul-betul butuh Jenderal yang jago perang. Seorang Panglima yang bisa berada langsung di lapangan.

FDR memanggil dua jagoan perangnya Laksamana Nimitz yang punya reputasi segudang dalam pertempuran laut dan Jenderal Douglas MacArthur seorang lulusan westpoint terbaik, bergaya serampangan tapi nekat. Jenderal Douglas MacArthur sebelum Perang Pasifik meletus, bertugas sebagai Penasihat Militer di Departemen Persemakmuran Amerika Serikat-Filipina (saat itu Filipina adalah bagian dari commonwealth atau negara afiliasi dari Amerika Serikat). Ia pensiun dari militer tahun 1937. Ketika Jepang menduduki Filipina dengan cepat, Jenderal Douglas MacArthur-lah orang yang memimpin penghadangan pasukan AS, tapi beberapa hari pertempuran ia diperintahkan mundur ke Australia.

[caption id="attachment_176564" align="aligncenter" width="300" caption="Mendadak Presiden Roosevelt berdiri dari kakinya yang lumpuh dan mengumumkan perang dengan Jepang (Sumber : Book WW II)"]

1335178411965703851
1335178411965703851
[/caption]

Setelah pemanggilan FDR, Douglas MacArthur diaktifkan lagi menjadi Jenderal. FDR memilih MacArthur ketimbang Nimitz sebagai Panglima Perang Pasifik karena janji MacArthur yang terkenal di Filipina: "I Shall Return..." dan jutaan orang Filipina menyukai MacArthur, di Cebu ada gerakan khusus sendiri yang menunggu kedatangan MacArthur, bila MacArthur memimpin pasukan di Pasifik dia juga diharapkan membangkitkan perlawanan kaum pribumi Asia Pasifik melawan Jepang.

[caption id="attachment_176568" align="aligncenter" width="300" caption="Laksamana Nimitz dan Jenderal Douglas MacArthur diundang Presiden Roosevelt sekaligus mereka memaparkan strategi perang di Lautan Pasifik (sumber photo book WWII Pacific War)"]

1335180415848576444
1335180415848576444
[/caption]

Strategi memasukkan MacArthur sebagai Panglima utama Pasifik tepat sekali, di hari pertama jabatan, MacArthur langsung menyusun strategi perang. Ia ingin menguasai Filipina sebagai centrum dari perang Asia Pasifik Raya. Penguasaan Filipina adalah langkah awal untuk sebagai pembentukan basis menguasai kepulauan inti Jepang. MacArthur menemukan strategi perang 'lompat katak' penguasaan pulau-pulau penting untuk mengurung 40.000 pasukan Jepang di Pasifik supaya mereka terasing dari jalur logistik dan kelaparan.

Jawa dilewatkan oleh Pasukan AS. (Kelak lewatnya Jawa ini menguntungkan bagi kaum pergerakan Indonesia untuk segera memerdekakan Indonesia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun