Mohon tunggu...
Anthony Dio Martin
Anthony Dio Martin Mohon Tunggu... Human Resources - WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Anthony Dio Martin, WISE (writer, inspirator, speaker dan entepreneur) dan juga ICF certified executive coach, yang dijuluki "The Best EQ Trainer Indonesia". Beliau penulis 18 buku dan lebih dari 25 CDAudio. Salah satu bukunya menerima penghargaan MURI. Beliau pernah memandu beberapa program motivasi di TV kabel, saat ini punya siaran rutin program radio “Smart Emotion” di SmartFM. Youtube: anthony dio martin official IG: anthonydiomartin Kontak & info: 021-3518505 atau 3862521 atau email: info@hrexcellency.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Black Panther" dan Masa Lalu yang Menghantuimu

24 Februari 2018   13:59 Diperbarui: 24 Februari 2018   14:09 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source of photo: michtheater.org

Marvel berhasil meluncurkan lagi satu tokoh superhero barunya. Black Panther. Seperti biasanya, tokoh ini  sebenarnya telah diperkenalkan di film sebelumnya.  Bedanya dengan superhero yang lain, ini tokoh yang agak khusus. Mengapa? Yang justru menarik adalah latar belakang tokohnya Black Panther ini.

Inilah kisah tentang seorang pangeran dari negeri Afrika yang makmur namanya Wakanda. Negeri yang makmur ini, tidak terjangkau dan terisolasi dari dunia luar bahkan, cenderung tidak mau terlibat dengan dunia sekitar. Namun, dikisahkan, ada masa lalu yang lantas menghantui kembali kerajaan ini. Bahkan, kerajaan ini nyaris terancam hancur oleh masa lalu yang tak selesai ini. Untungnya, masa lalu ini akhirnya dapat diselesaikan, meksipun dengan korban yang tidak sedikit!

Namun, berbeda dengan tokoh-tokoh superhero lainnya yang latar belakangnya berkulit putih, kaya ataupun dari planet yang berbeda, inilah salah satu tokoh dengan latar belakang minoritas, kulitnya hitam. Lagipula, ini juga negeri yang dianaktirikan, Afrika. Makanya, kalau kita paham tentang tokoh superhero yang latar belakangnya bagus-bagus, ini termasuk yang agak minoritas. Tapi, justru itulah yang menarik.

Tema besar Black Panther dan film-film Black Panther berikutnya, pastinya tidak akan lepas dari masa lalu dan latar belakang mereka. Karena itulah, bagian awal film ini bicara soal satu masalah di masa lalu ayahnya yang ternyata kembali menghantui. Masalah tersebut ternyata tidak selesai,  dan di masa depan muncul kembali dalam bentuk yang lebih menakutkan. Inilah film yang sebenarnya menarik untuk dikupas dari tinjauan psikologinya.

Dalam ilmu psikologi, masalah-masalah di masa lalu kita yang tak selesai dan kemudian terus berteriak "minta perhatian" untuk minta diselesaikan, itulah yang kita sebut unfinished business.

Punya Unfinished Business?

Setiap orang biasanya punya unfinished business. Entah ini berupa masalah di masa lalu yang tidak diselesaikan, direpresi (disimpan di bawah sadar) ataupun yang dihindari. Dulu kita sering dengar ungkapan, "Waktu akan menyembuhkan segalanya". Terkadang hal ini benar, tapi pendapat ini bisa juga menyesatkan.

Karena itulah, saya teringat pemikiran Frits Perls, ahli terapi Gestalt yang lantas dipakai dalam dunia terapi psikologi. Intinya, problem yang kita hadapi sekarang ini, bisa jadi ada kaitannya dengan masalah di masa lalu kita yang tidak selesai (unfinished business). Ini bisa terjadi dalam keluarga, kerjaan, karir, ataupun dalam masalah percintaan.

Sebagai contoh, ada seorang wanita yang masih sakit dengan penolakan yang pernah diterima dari pacarnya dulu. Sampai-sampai, ia begitu takut untuk menjalin hubungan dengan lelaki manapun. Begitu juga, ada seorang suami yang sampai sekarang masih terus merasa bersalah dengan istrinya, karena setelah ribut besar di pagi harinya, istrinya membawa motor keluar dan ditabrak truk gandeng. Si suami merasa, kalau tidak ribut dengan istrinya, mungkin istrinya tidak akan meninggal. Ia masih menyesali kejadian itu sampai sekarang.  Atau, bahkan saya mempunyai seorang peserta yang bercerita sampai sekarang masih menangis dan basah bantalnya seakan-akan habis menangis. Ia pun cerita ia kehilangan ayahnya dalam kecelakaan, dan waktu pemakaman ayahnya ia tidak menangis sama sekali. Tapi ternyata, sampai sekarang seakan-akan air mata yang tidak keluar ini, minta untuk ditumpahkan setiap malamnya. Padahal itu kejadian sekitar 5 tahun lalu.

Bagaimana Selesaikan Unfinished Business?

Salah satu cara sederhana kita tahu soal unfinished business, sebenarnya mudah. Biasanya ada perasaan nggak enak, nggak nyaman ataupun perasaan susah yang membuat kita seakan-akan ingin menghindari "sesuatu".  Dan "sesuatu" ini biasanya bisa kita kaitkan dengan masa lalu kita. Itulah unfinished business. Misal seorang manager yang merasa nggak nyaman maju presentasi, karena ternyata dulu di masa kecil, ia pernah gagap membaca Pancasila waktu upacara dan diketawain di depan semua siswa. Waktu itu, gurunya pernah meminta dirinya untuk jadi pembaca Pancasila lagi di upacara berikutanya, untuk memperbaiki "trauma"nya, tapi ia menolak dan mengatakan "sudah melupakan kejadian itu". Tapi ternyata, pengalaman trauma itu meskipun udah disimpan jauh di dalam bawah sadarnya, masih terus menganggunya. Itulah bagian dari unfinished businessnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun