Mohon tunggu...
Anita Arifin
Anita Arifin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Parenting yang Turun Temurun

18 September 2018   16:52 Diperbarui: 18 September 2018   17:14 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Turun-temurun,  menurut KBBI bersal dari kata "turun" yang artinya dari nenek moyang turun kepada anak cucu; berpindah-pindah dari orang tua kepada anak, kepada cucu, dan seterusnya.

Apabila kata turun-temurun disandingkan dengan kata parenting/pengasuhan dapat disimpulkan bahwa sebuah pola pengasuhan yang meng-copy pengasuhan orang tua, atau kakek-nenek nya yang dapat dilakukan di generasi selanjutnya (anak atau cucunya).

Menurut saya, pola asuh orang tua zaman dahulu yang lebih ke pengasuhan otoriter/otoritarian atau pola asuh yang lain yang diterapkan mereka.

Akan tetapi, pengasuhan orang tua zaman dahulu lebih menginginkan anak mereka unggul di bidang akademik (CALISTUNG). Mereka membebani, membatasi pemikiran anak cucu mereka dengan apa yang mereka inginkan. karena orang tua zaman dahulu berfikir bahwa pekerjaan yang sangat baik adalah guru, oleh karenanya anak dan cucu mereka dipaksa untuk bisa dapar CALISTUNG.

Itu merupakan satu contoh yang sangat real disekitar kita.

Akan tetapi di zaman sekarang, sangat gencar-gencarnya seminar parenting untuk para orang tua. Seminar sangat baik dilakukan  untuk membuka wawasan pengetahuan para orang tua zaman now. 

Menurut saya, kita boleh saja meniru pola asuh orang tua zaman old, akan tetapi kita harus membuka wawasan pengetahuan kita. Kita hidup di zaman serba modern. Kita boleh mengekang anak kita asal kita mengetahui sebab masalahnya. Karena sebaik-baiknya orang di dunia ini adalah orang yang berada di keluarga kita. 

Orang tua harus mengetahui apa bakat dan model kecerdasan yang dimiliki anaknya. Jangan memaksakan kehendak jika anak tidak menyukainya yang mengakibatkan kesusahan bagi orang tua. Berilah mereka kebebasan untuk memilih dan berilah dia wejangan untuk menjadi tamengnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun