Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Prosais | Hangat Tanpa Ucapan Selamat

26 Desember 2018   06:45 Diperbarui: 26 Desember 2018   07:19 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau kirimi aku hidangan pagi kemarin, kusantap lahap, tanpa peduli untuk apakah kau berikan itu padaku.
Makananan yang tertata indah itu memuaskan mataku memandang, menggoda lidah mencecap. Kau memberikan hantaran perayaan katamu, aku tak peduli, kuterima dengan senyum dan pelukan.

Lenganmu mengembang, wajah kau sodorkan, kita berbeda pandangan, tapi tetap ingin berbagi kehangatan. Bagaimana mungkin aku melawan? Sedikit menolak pun tak punya pikiran.

Hangat tubuhmu memenuhi sekujur sukmaku, kurasakan itu, apa pantas kutabuhkan genderang perang padamu? Busur panahku kuletakkan, tak ada lagi apapun  senjata yang kan kusiapkan demi medan laga sunyi untuk melawanmu.

Bulan sabitku memanglah penanda aku di bawah naungannya, tapi tak pernah bulanku meminta aku memusuhi siapa-siapa. Bahkan dia mangajarkan tebar  senyum walau untuk yang berbeda.

Sahabat, aku tak perlu berucap apa apa, untuk kehangatan yang tlah sempurna ini. Tidak maaf, tidak pula selamat.

Hangat ini  mengemuka karena cinta ini murni adanya,  tanpa dalil dan dalih apapun.  Mari berbagi hangat. Untuk hari ini dan esok selamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun