Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Penasaran dengan Album Ke-14 Dream Theater?

21 September 2018   22:19 Diperbarui: 22 September 2018   05:03 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumebr: facebook/dreamtheater

Ilustrasi: metalshockfinland.com
Ilustrasi: metalshockfinland.com
John Petrucci mengatakan bahwa seluruh album Dream Theater selalu diproses secara bersama-sama melalui jam session antar personelnya. Dream Theater mengutamakan kebersamaan dan kedekatan antar personel, sehingga ciri khas Dream Theater akan selalu terasa di setiap albumnya. Walaupun dalam hal skill bermusik dari setiap personel sudah sangat sulit diukur, namun dari sesi jam session, para personel Dream Theater duduk bersama dan bertukar gagasan untuk mempersiapkan materi album secara matang, serta mengesampingkan sisi ego masing-masing.

Album ke-14 ini akan menjadi album dengan mengusung gaya bermusik dari Dream Theater di awal era tahun 1990-an. Jika ditinjau dari konsep tersebut, nampaknya Dream Theater akan kembali ke akar musiknya, yaitu progressive metal. Ya, cenderung akan lebih berat dan keras.

Akan berbeda tentunya jika membandingkan dengan The Astonishing (2016) yang merupakan album terakhir Dream Theater. The Astonishing merupakan sebuah album dengan konsep cerita secara utuh, di mana konten album ini bercerita dan saling berhubungan satu sama lain. Dan Dream Theater menyajikan musik yang cenderung lebih bergaya orkestra serta tidak terlalu keras.

Ilustrasi: blabbermouth.com
Ilustrasi: blabbermouth.com
Dengan gaya yang cenderung lebih light dan melodic, album The Astonishing sebetulnya tergolong sukses, namun cara bermusik pada album tersebut mengejutkan bagi sebagian penggemar Dream Theater. Ada kesan kurang galak.

Konsep album dengan cerita secara utuh sebetulnya bukan hal baru bagi Dream Theater, karena jauh sebelum The Astonishing, Dream Theater pernah berkisah mengenai cerita misteri pembunuhan seorang wanita bernama Victoria yang kemudian menjadi membayangi kehidupan seorang pemuda bernama Nicholas. Konsep tersebut disajikan pada album Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999). Hanya saja pada album album Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory warna musik progressive metal sangat kental terasa.

Tentunya janji untuk kembali mengusung warna musik progressive secara lebih dominan pada album ke-14 akan sangat menarik, karena bagaimana pun citra Dream Theater sebagai grup musik progressive metal sangat diharapkan untuk kembali menghentak pasar musik, dan dapat memenuhi keinginan para penggemar beratnya.

Untuk album ke-14 ini, Dream Theater telah sepakat untuk bekerja sama dengan label Sony Music, semoga saja pihak dari label rekaman tidak terlalu mengekang kebebasan ekspresi dari para personel Dream Theater untuk menyesuaikan gaya bermusik mereka dengan selera pasar musik saat ini.

Para personel Dream Theater perlu diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi ide mereka secara optimal, kebebasan ini yang didapatkan dari Roadrunner Records, sehingga album-album yang dirilis Roadrunner Records sangat menggambarkan ekspresi bermusik dari Dream Theater.

Mengikis Keraguan Terhadap Mike Mangini

Rasanya konyol jika meragukan kualitas dan kompetensi Mike Mangini dalam urusan menggebuk drum. Namun fakta ini yang terjadi dan sekaligus menimbulkan perdebatan di kalangan penggemar Dream Theater pasca Mike Portnoy hengkang di tahun 2010. Memang Mike Portnoy adalah salah satu pendiri dari Dream Theater, tetapi sebaiknya penggemar bisa move on dan menerima keberadaan Mike Mangini.

Mike Mangini sudah terlibat sejak penggarapan album A Dramatic Turn of Events (2011), Dream Theater (2013) dan berlanjut pada The Astonishing. Hasilnya tidak mengecewakan sama sekali, malah dapat membuktikan bahwa Mike Mangini sangat pantas mengisi pos drum di Dream Theater. Permainan Mike Mangini di ketiga album tersebut sangat berkarakter, tidak berada dalam bayang-bayang Mike Portnoy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun