Saya juga senang menggunakan moda angkutan ini karena praktis dan cepat. Jelas saya tiba di tempat tujuan akan tetap segar karena tidak penat akibat lalu lintas.
Ya lalu lintas yang membuat semua terasa penat akibat rasa jengkel dan capek karena terlalu lama di perjalanan. Macet, itulah yang saya hindari.
Truk-truk berisi barang tambang dan logistik hampir 24 jam memenuhi jalan. Dengan badan besar otomatis membuat percepatan sangat kecil begitu juga kecepatan yang sangat lamban.Â
Badan besar yang membuat kendaraan lain sulit mendahului yang mengakibatkan kemacetan dn tersendatnya perjalanan. Pernah lho saya memakai kendaraan sendiri dari Mojokerto ke Jogja dengan waktu tempuh selama 9 jam sebelum adanya jalan tol, karena keberadaan truk-truk ini.
Lalu mengapa banyak logistik lebih memilih jalan raya menggunakan truk untuk mengirim barangnya? jelas...karena Murah.......
Saat ini angkutan logistik didominasi jalan raya dengan 90%, laut 8%, udara 1% dan kereta api 1%.....mirissssss....kita tarik ke belakang lagi saat kereta api ditemukan 1800an. Kereta api digunakan untuk pengiriman logistik.
Saat perang juga kereta api aspek yang sangat vital karena masih hal yang sama...logistik. Kini kereta tercatat membawa lebih dari 40% barang di seluruh dunia dan mendistribusikannya antar kota, negara, dan benua. Besar lho angka 40% itu.....tapi di tempat kita hanya 1% lho.
Karena itu tadi...dianggap mahal. Mengapa mahal? jelas saja, misal angkutan dengan truk sebesar 4 juta, dengan kereta api dapat menjadi 6 juta rupiah dalam rute yang sama. Inilah yang menjadikan pengusaha menghindarinya. lebih mahal 50% jumlah yang sangat besar.
Kok bisa ya? ya karena sumber daya yang ada belum mendukung. Dimulai dari kebijakan yang memfasilitasi komponen kereta api. Komponen masih mahal karena kebijakan ini.Â
Kemudian adalah Pajak, jika Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap angkutan barang berbasis kereta api dilakukan jelas akan membuat harga kompetitif.Â
Lalu sarana prasarana berupa terminal barang dengan truk kecil-kecil sebagai pengecer logistik ke tempat yang dituju, kapasitas yang belum maksimal akibat persimpangan dan pengelolaan barang di stasiun). Terakhir jelas tata kota akses kawasan industri yang harus dekat dengan kereta api.
Mungkin kita sudah saatnya berpikir integral ya....bukan parsial hanya kereta itu mahal. Padahal jika sarana prasarana siap akan lebih murah, dan jika kita berpikir makro, berapa waktu yang terbuang akibat kemacetan, berapa banyak barang yang rusak akibat terlambat datang, berapa bahan bakar yang selama ini disubsidi terbuang terbakar pecuma akibat kemacetan, berapa risiko kecelakaan di jalan raya dan masih banyak lagi.
Kereta api yang dicita-citakan saat jaman kemerdekaan untuk mensejahterakan rakyat, sampai sekarang belum menunjukkan tajinya. 28 September 1945 Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) mengambil alih kereta api dari tangan jepang Jepang.Â
Jepang yang kalah perang patuh untuk menjaga kereta api untuk diserahkan ke sekutu. Khawatir akan dikuasai sekutu dan diambil alih oleh Belanda, SBKA menduduki Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, Bandung. Inilah ulang tahun Perkeretaapian Indonesia.
Sampai sekarang cita-cita ini belum terwujud dan saya yakin kok pasti akan terwujud. Selamat Hari kereta api.......saya akan pamer foto saya dengan kereta api saja karena saya tidak mempunyai logistik untuk dikirim melalui kereta api. Saya akan mengirim cinta saya saja kepada seseorang yang istimewa. (firitri)
#mojokerto #keberterimaan #risiko #peluang #firi #firitri #penulis #mc #humaninterest #blogger #public_speaking #cerita #perempuan #libur #kacamata #menulis #kekuatan #puri #kesenian #lokal #ss #budaya #liburan #keretaapi #kereta #kai #harikeretaapi