Mohon tunggu...
andika
andika Mohon Tunggu... Administrasi - Pria biasa

hanya orang biasa, bukan siapa siapa juga\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kelakuan Gila Pengemudi Jakarta

8 April 2013   22:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:30 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelakuan Gila Pengemudi Jakarta Tadi pagi saya ada kerja di sekitar Pasar Baru Jakarta Pusat, dari rumah di Jakarta Timur saya masuk ke Jalan Pemuda Rawamangun, Jalan Salemba , Senen, belok ke Pasar Baru. Ternyata dari rumah yang jaraknya cuma kurang lebih hanya 25 KM itu ditempuh dalam waktu lebih dari 90 menit. Jalan yang saya tempuh ini tidak rutin , hanya beberapa kali saja jika ada perlu sebagai jalan alternatif, karena bisa  lebih cepat jika dibandingkan lewat jalan tol Gatot Subroto, Semanggi, Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin trus ke Pecenongan, Pasar Baru. Di jalanan yang macet antara pukul 6 sd pukul 7.30 pagi itu  tadi tampak jelas kelakuan gila para pengemudi Jakarta, seperti dapat dilihat dalam foto foto yang saya ambil sambil sabar menikmati kemacetan lalu lintas sepanjng perjalanan itu dari Rawamangun sampai Senen, kemudian ketika sorenya saya balik rumah, melewati jalan disebelah Musium Gajah dari Jalan Abdul Muis, putar masuk Jalan Merdeka Barat, kemudian  Jalan Thamrin dan seterusnya. Di sepanjang jalan itu ternyata orang ramai tidak perduli dengan rambu rambu lalu lintas, lajur Busway yang sudah dipasang palang perlintasan, dijaga petugas dan polisi, sama sekali tidak diperdulikan, hanya beberapa sentimeter saja dari palang penutupan lajur Busway banyak kendaran sudah melintas masuk ke lajur Busway sehingga menghambat laju Bus Transjakarta karena di depan dan dibelakangnya penuh dengan kendaraan yang masuk ke lajur jalan yang diperuntukkan bagi bus TransJakarta itu, gila. Di jalan yang bersebelahan dengan  Musium Gajah  dan Kominfo, jalan pendek sekitar 50 an meter saja , jalan satu arah yang menghubungkan antara Jalan Abdul Muis dan Jalan Merdeka Barat, dua sisi jalan itu banyak kendaraan yang parkir seenaknya saja, walaupun di sepanjang jalan itu dipasang cukup banyak rambu rambu lalu lintas "larangan berhenti ", apa lagi untuk parkir. Jadi bagaimana dong, apanya dong, siapa dulu dong, apa apanya dong, dang ding dong, kata Mbakyu Titiek Puspa dalam nyanyiannya berjudul " Apa apanya dong " yang top banget disekitar tahun delapan puluhan itu, apanya dong dang ding dong!

1365434430860860772
1365434430860860772
[caption id="attachment_246935" align="aligncenter" width="453" caption="baru beberapa senti dari palang sudah tak perduli"]
13654344961703651394
13654344961703651394
[/caption] [caption id="attachment_246936" align="aligncenter" width="453" caption="asyik ajja"]
13654345511540773863
13654345511540773863
[/caption] [caption id="attachment_246938" align="aligncenter" width="453" caption="penuhi lajur buswadepan belakang bus transjakarta penuh"]
1365434588949823882
1365434588949823882
[/caption] [caption id="attachment_246945" align="aligncenter" width="453" caption="depan belakang bus transjakarta penuh"]
1365437022871333820
1365437022871333820
[/caption] [caption id="attachment_246941" align="aligncenter" width="453" caption="separataor sudah ditinggikan juga tak perduli, emangnya gwa pikirin"]
1365434722957902409
1365434722957902409
[/caption] [caption id="attachment_246943" align="aligncenter" width="453" caption="parkir juga seenaknya, tidak perduli,....mau parkir dimana mas, kalau tidak boleh?"]
13654347861746085031
13654347861746085031
[/caption] Yo wesslah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun