Mohon tunggu...
Anandha Navayza Trisakti
Anandha Navayza Trisakti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Psikologi Mercu Buana kampus Warung Buncit

Nama : Anandha Navayza Trisakti NIM : 46123110061 Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 Dosen : Prof. Dr. Apollo, AK. M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Diskursus Breakeven Point Analisis pada Proposal Bisnis Korean Potato Cheese Bread

8 Mei 2024   17:41 Diperbarui: 8 Mei 2024   17:47 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan asumsi di atas, kita bisa menghitung breakeven point dalam unit:

1. Selisih antara harga jual dan biaya variabel per unit: Rp 25.000 - Rp 10.000 = Rp 15.000

2. Menggunakan rumus untuk menghitung BEP (unit): Rp  4.000.000 / Rp 15.000 = 267 

Artinya, untuk mencapai titik impas, perusahaan harus menjual setidaknya 267 unit Korean Potato Cheese Bread dalam sebulan.

Pada titik ini, bisnis tidak mengalami laba maupun rugi. BEP menjadi indikator kunci untuk memahami seberapa banyak produk harus dijual untuk menutupi biaya operasi dan kapan bisnis bisa mulai menghasilkan keuntungan. Menggunakan BEP dalam proposal bisnis adalah cara yang efektif untuk memberikan perspektif kepada calon investor tentang risiko dan potensi keuntungan dari sebuah usaha.

Analisis Risiko pada Analisis BEP

Dalam analisis risiko, kita perlu mempertimbangkan berbagai skenario yang dapat berdampak pada titik impas (BEP). Mari kita lihat beberapa skenario dan dampaknya terhadap Korean Potato Cheese Bread.

Analisis Risiko 

Risiko bisa timbul dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut beberapa skenario risiko dan dampaknya terhadap BEP dan perkiraan keuntungan: 

1. Turunnya harga Bahan Baku: Turunnya harga Bahan Baku akan menurunkan biaya variabel per unit, yang pada akhirnya akan menurunkan BEP dan meningkatkan laba atau keuntungan. 


 Dampak terhadap BEP (unit): Jika biaya variabel per unit menurun, maka jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai BEP akan berkurang. 

 Dampak terhadap BEP (pendapatan): Dengan semakin rendahnya biaya variabel, maka pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai BEP juga akan semakin berkurang.  

2. Biaya tetap meningkat: Jika  biaya tetap meningkat, misalnya kenaikan sewa atau gaji karyawan, maka BEP akan meningkat sehingga semakin banyak unit yang perlu dijual untuk mencapai ambang batas profitabilitas. 

 Dampak terhadap BEP (unit): Peningkatan biaya tetap akan meningkatkan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai BEP. 

 Dampak terhadap BEP (pendapatan): Peningkatan biaya tetap juga akan meningkatkan jumlah pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai BEP. 

3. Penurunan permintaan pasar: Penurunan permintaan dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti perubahan selera konsumen atau meningkatnya persaingan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya penjualan dan pendapatan sehingga sulit mencapai BEP. 

4. Meningkatnya persaingan: Ketika pesaing baru memasuki pasar dengan produk serupa atau substitusi, hal ini dapat mengakibatkan penurunan harga dan penjualan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi BEP dan keuntungan yang diharapkan. 

5. Fluktuasi ekonomi: Perubahan ekonomi, seperti inflasi atau resesi, dapat mempengaruhi biaya dan permintaan, sehingga mempengaruhi BEP dan profitabilitas.

Misalkan sebuah toko Korean Potato Cheese Bread menghadapi penurunan permintaan pasar karena munculnya pesaing baru yang menawarkan produk sejenis dengan harga lebih rendah. Untuk mengatasi ini, toko memutuskan untuk mengadakan kampanye pemasaran di media sosial yang menekankan keunikan rasa dan kualitas premium dari Korean Potato Cheese Bread. Disisi lain kita bisa juga untuk menjual Korean Potato Cheese Bread di toko fisik, bisnis dapat memperluas kehadirannya dengan menjual secara online melalui platform e-commerce atau menghadiri acara pasar makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun