Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Jajanan Tak Sehat = Racun Pembunuh Anak

2 Oktober 2013   19:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:05 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13807175681357560207

[caption id="attachment_269831" align="alignleft" width="300" caption="Perlu pengawasan bersama terhadap jajanan pangan yang dijual di lingkungan sekolah. (Foto: Kompas)"][/caption] Miris ketika saya membaca artikel seputar jajanan pangan anak sekolah. Jajanan berupa makanan dan minuman banyak yang telah tercemar zat kimia dan berbahaya bagi kesehatan anak. BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan) banyak menemukan kasus-kasus dari temuan hasil penelitian terhadap jajanan pangan anak sekolah. Namun ironisnya, hingga saat ini masih banyak jajanan anak sekolah yang berbahaya dijual di lngkungan sekolah. Jajanan yang dijual di sekolah terutama yang dijual di pinggir jalan mayoritas jauh dari higenis.Faktor kebersihan kurang dipedulikan oleh si penjual. Para penjual banyak yang tak peduli, apakah jajanan yang dijualnya sehat atau  membahayakan kesehatan. Sedikit dari mereka yang memperhatikan soal higenitas makanan/minuman yang dijualnya.

Perhatikan saja. Misalnya yang jualan makanan dan minuman. Makanan terkadang dibiarkan terbuka sehingga dihinggapi lalat. Kalaupun tak ada lalat, debu yang pasti hinggap, apalagi bila jajanan dijual di pinggir jalan. Jajanan yang dijual di sekolah yang berlokasi dekat jalan raya sudah pasti banyak debu campur asap kendaraan bermotor.

Perhatikan juga penjual makanan-minuman yang menggunakan piring, sendok dan gelas. Mereka hanya menyediakan satu atau dua ember air untuk mencuci. Terkadang alat-alat makan dan minum hanya dicelupkan ke ember dan dicuci tanpa sabun, atau kadang air yang digunakan sudah kotor sekali. Atau kadang banyak pedagang yang sehabis memegang uang lalu mengambil makanan-minuman tanpa cuci tangan dulu atau minimal menggunakan sarung tangan plastik. Padahal dari uang itu bisa menjadi sumber kuman penyakit.

Dan tidak sedikit dari oknum pedagang jajanan di sekolah yang lebih parahnya lagi menggunakan bahan pengawet, perasa dan pewarna berbahaya untuk makanan-minuman yang dijualnya. Dalihnya, mereka ingin untung banyak, dan makanan-minuman yang dijual lebih menarik tampilannya. Persaingan dengan banyaknya yang jualan jajanan di sekolah, membuat oknum pedagang melakukan tindakan tidak terpuji dan justru sangat membahayakan kesehatan konsumennya. Bahkan era sekarang ini, narkoba juga mulai merambah ke anak-anak sekolah melalui jajanan seperti permen dan makanan lainnya.

Didik Anak Untuk Tidak Jajan

Kebiasaan jajan pada anak memang susah distop. Apalagi bila sejak kecil (balita) sudah dibiasakan jajan. Perlu pemahaman kepada anak sejak dini untuk tidak membiasakan jajan atau beli jajan sembarangan. Orangtua harus selektif kalaupun mau membelikan jajanan anak. Seyogyanya memang lebih baik menyiapkan bekal makanan-minuman dari rumah untuk dibawa anak ke sekolah. Kebiasaan membawakan bekal makanan-minuman dari rumah bisa dimulai ketika anak mulai masuk pendidikan prasekolah (PAUD/Play Group).

Peran Sekolah

Pihak sekolah juga harus ikut terlibat dalam hal pengawasan jajanan yang dijual di sekitar lingkungan sekolah. Dengan pendekatan, para penjaja/penjual makanan-minuman harus diingatkan soal kebersihan makanan-minuman yang dibuat atau dijajakannya. Bila diingatkan tak bisa, pihak sekolah harus mengingatkan siswanya untuk berhati-hati memilih jajanan. Berikan pemahaman kepada siswa tentang jajanan sehat dan yang berpotensi membahayakan kesehatan yang dijual di lingkungan sekolahnya. Pihak sekolah juga harus melaporkan ke Dinas terkait bila menemukan penjual jajanan pangan yang terindikasi membahayakan kesehatan. Ada baiknya, lakukan pengujian sampel jajanan yang dijual di lingkungan sekolah di laboratorium sekolah masing-masing.

BPOM & Dinas Kesehatan Harus Turun Tangan

BPOM dan Dinas Kesehatan setempat merupakan institusi yang harus respek dengan pengawasan jajanan sekolah. Bila perlu bentuk Satgas Perlindungan dan Pengawasan Jajanan Anak. BPOM maupun Dinas Kesehatan harus turun lapangan melakukan pengecekan sampel makanan-minuman yang dijual di lingkungan sekolah. Para penjual jajanan di sekolah harus didata dan bila harus disurvei atau sidak untuk mengetahui proses pembuatan makanan-minuman yang akan dijual di sekolah. Bila ada yang membandel dengan menjajakan jajanan yang berpotensi membahayakan kesehatan, si pedagang bersangkutan harus diproses hukum untuk pembelajaran dan penyadaran pentingnya jajanan yang sehat.

Dinas Terkait Lain Harus Peduli

Tak hanya Dinas Kesehatan setempat yang harus dilibatkan, peran Dinas terkait lain, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga harus bersama-sama melakukan pendataan dan pembinaan sesuai tupoksinya. Para penjual jajanan di sekolah harus dibina karena mereka juga bagian dari pelaku UKM (Usaha Kecil & Menengah). Apakah ada pembinaan terhadap mereka selama ini? Entahlah.

Bentuk Kader Peduli Jajanan Sehat

Jajanan di sekolah bisa menjadi mesin pembunuh bagi anak kalau tidak dikontrol. Si penjual ada yang tidak tahu apakah jajanannya sehat atau tidak namun ada juga yang nekat mencari untung banyak dengan mengabaikan soal kesehatan makanan yang dijual atau dibuatnya. Mereka tanpa rasa dosa, melakukan perbuatan dengan menggunakan minyak goreng yang sudah berulang kali dipakai, bahan pengawet dan bahan pewarna makanan-minuman yang berbahaya bagi kesehatan. Kader Peduli Jajanan Sehat bisa dibentuk oleh Dinas terkait dengan melibatkan orangtua siswa, guru, masyarakat setempat, termasuk juga penjual jajanan sekolah. Keberadaan Kader tersebut bisa diberdayakan untuk turut serta menyosialisasikan jajanan yang bersih, sehat dan bergizi termasuk saling mengawasi soal jajanan pangan yang dijual di lingkungan sekolah.

Dirikan Kantin Sekolah

Agar anak tidak jajan sembarangan, sekolah juga bisa memfasilitasi dengan menyediakan ruang untuk kantin. Kantin dengan jajanan yang bersih, sehat, bergizi dan murah tentunya. Dengan adanya Kantin Sekolah, rangkul para penjual jajanan namun dengan seleksi terhadap makanan-minuman yang dijual harus bersih, sehat dan juga bergizi.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya gangguan kesehatan yang bisa mengancam jiwa anak akibat jajanan tak sehat. Mari peduli dan ingatkan orangtua, anak-anak, pihak sekolah, pihak Dinas/Instansi terkait, masyarakat dan juga para penjual jajanan di sekolah. Ingat, jajanan yang tak sehat bisa menjadi racun pembunuh! Hiii..sungguh ngeri sekali ancaman kepada anak-anak!!!

AMAD SUDARSIH

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun