Mohon tunggu...
Aloisius Johnsis
Aloisius Johnsis Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang mengubah rasa menjadi cerita.

Manusia yang senang bercerita, setia untuk menghidupi keyakinannya dan berusaha keras untuk mewujudkan impiannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda Lintas Iman Tolak Intoleransi

30 Juli 2017   08:04 Diperbarui: 30 Juli 2017   09:26 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perwakilan berbagai OKP saling bergandengan tangan simbol toleransi di Kota Bogor/Foto: Anthonius Evnadi

Sekitar 100 kaum muda yang mewakili 14 organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) di Bogor mendeklarasikan diri untuk menolak setiap bentuk aksi yang beraroma sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Komitmen ini diwujudkan dengan menggelar kaukus muda lintas iman Bogor di Hotel Pangrango 2, Kota Bogor Jumat (21/7) malam. Kaukus sekaligus halal bi halal ini mengangkat tema "Bogor Pasti Pancasila!".

Ketua GP Ansor Kota Bogor Rachmat Imron Hidayat menegaskan, kaukus ini sepakat menolak setiap aksi beraroma sentimen SARA terutama dalam pilkada Bogor tahun depan. "Ada tiga hal yang ingin kami tekankan dalam kaukus ini yakni menolak setiap bentuk aksi politik yang menggunakan agama sebagai isu SARA, menolak setiap bentuk aksi intoleran, dan mendukung sikap pemerintah yang membubarkan ormas yang anti Pancasila," tukas Rachmat.

Rachmat mengungkapkan isu SARA merupakan komoditas yang dinilai efektif untuk mencapai tujuan politik namun tidak elegan. "Kami ingin pilkada yang demokratis, jujur, adil, bersih tanpa menonjolkan sentimen SARA. Kaum muda lintas iman didorong untuk menjadi agen perubahan, agen pengawasan, dan agen yang mendukung gerakan politik tanpa isu SARA," tuturnya.

Selain GP Ansor, belasan organisasi yang hadir diantaranya PMII, IPPNU, Gusdurian, GMKI, PMKRI, FMKI. GAMKI, dan Almisbah siap menjadi agen perubahan untuk mewujudkan Kota Bogor yang toleran.

Ketua GMKI DPC Bogor sekaligus ketua panitia, Erik Munte menyatakan, kaum muda non-muslim di Bogor tidak akan mempermasalahkan siapa pun pemimpin daerah Bogor nanti selama mendapatkan kekuasaan dengan cara yang demokratis. "Bagi kami yang penting kepala daerah adalah orang yang mampu menyejahterakan semua warga, tanpa kecuali. Pemimpin juga harus berdiri di semua lapisan masyarakat namun tetap memiliki prinsip tidak intoleran, dan harus pancasilais," katanya. Kepala daerah, sambung Erik, juga harus menjunjung nilai keberagaman dan menghormati hukum yang berlaku. "Kami akan bekerja sama dengan kaum muda lintas iman untuk mewujudkan hal ini," katanya.

Tidak hanya soal Pilkada, kegiatan ini juga ingin membuktikan bahwa Kota Bogor adalah tempat tumbuhnya toleransi umat beragama bukan sebaliknya.

(AJ)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun