Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Di Arab Saudi, Nilai Rupiah Ternyata Cukup Perkasa

18 Desember 2013   13:25 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 110136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1387347851746390752

Berbeda dengan pengalaman BungArkedengan mata uangRupiah yang tidak laku di Bandara Doha Qatar, saya punya pengalaman berkebalikan selama musim haji 1434 H di Arab Saudi kemarin. Di Arab Saudi, Rupiah ternyata laku dan cukup perkasa nilainya, bahkan lebih perkasa dibanding di Indonesia sendiri.

Di asrama haji Bekasi, tempat dikumpulkannya jamaah haji sebelum berangkat ke Arab Saudi, terdapat banyak loket money changer yang menawarkan jasa penukaran uang Rupiah ke Riyal. Kita bias menukar uang Rupiah kita ke Riyal untuk menambah perbekalan haji kita. Setiap 1 Riyal Saudi dijual sampai 3.500 rupiah.

[caption id="attachment_299586" align="aligncenter" width="546" caption="Uang Rupiah dan Uang Riyal"][/caption]

Terus terang saya tidak tertarik menukar Rupiah di asrama tersebut. Istri saya sudah mendapatkan sedikit bekal uang Riyal dari seorang teman saya yang bekerja di sebuah bank dengan nilai ditukar sekitar 3.100 Rupiah untuk 1 Riyal. Di tambah uang living cost sebesar 3.000 Riyal untuk berdua menurut hitungan kami cukup lah untuk bekal hidup selama di Makkah dan Madinah.

Tiba di Arab Saudi, banyak teman yang kehabisan uang Riyal. Mereka mulai mengeluarkan bekal uang Rupiah lalu menukarkan ke mata uang Riyal di berbagai money changer dan bank semacam AlRajhi Bank. Yang membawa ATM berlogo Visa atau Master, biasanya langsung menarik Royal di ATM Bank di sana. 1 Riyal bisa dibeli dengan harga sekitar 3.200 Rupiah.

Di samping itu, banyak juga toko di Makkah dan Madinah yang melayani penukaran uang Rupiah ini dengan nilai tukar yang hampir sama dengan money changer atau bank. Bahkan banyak juga toko yang mau menerima Rupiah sebagai alat pembayaran dengan nilai yang sama.

Pendek kata tidak ada kesulitan yang dihadapi jamaah dengan mata uang kebanggaan Indonesia tersebut. Mau tukar uang bisa, tarik ATM mudah, langsung belanja ke toko dengan Rupiah juga diterima.

Ketika musim haji selesai, para jamaah yang mau pulang ke Indonesia masih banyak yang memegang uang Riyal. Mereka pun dengan mudah dapat menukarkan Riyal mereka ke Rupiah. Nilai tukarnya setiap 2.900 Rupiah akan ditukar dengan 1 Riyal. Lumayan lah, selisih kurs jual dan beli sekitar 300 Rupiah, masih cukup wajar.

Nilai tukar kurs yang kurang wajar justru diterima sebagian jamaah haji yang membawa uang Riyal ke tanah air. Banyak jamaah yang menyesal, kenapa tidak menukarkan uang Riyal di Saudi saja. Mereka mengira, jual uang Riyal di Indonesia nilainya tentu akan lebih tinggi, karena dulu waktubeli harganya juga lebih mahal.

Ternyata di Asrama Haji Bekasi, 1 Riyal hanya dihargai sebesar 2.600 Rupiah oleh money changer yang dulu menjual 1 Riyal seharga 3.500 Rupiah. selisih kurs jual dan beli Rupiah terhadap Riyal adalah sekitar 900 Rupiah. Sungguh selisih yang sangat tidak wajar.

Dalam pengamatan saya, money changer tersebut banyak memanfaatkan rendahnya pengetahuan jamaah terhadap nilai mata uang. Mereka mengambil keuntungan yang tidak wajar dari jamaah haji yang biasanya hanya bisa pasrah karena tidak ada pilihan lain

Ternyata orang Arab Saudi lebih menghargai Rupiah daripada orang Indonesia sendiri. Bahkan di negerinya sendiri, orang-orang Indonesia sendiri, terutama para pengusaha money changer yang ada di Asrama Haji, sangat tidak menghargai mata uangnya sendiri. Mereka memasang harga sangat tinggi ketika menjual dan memasang harga sangat rendah ketika membeli.

Padahal kalau saya lihat, ada di antara money changer tersebut yang berafiliasi dengan organisasi keagamaan besar di Indonesia. Entah afiliasi resmi atau hanya bawa-bawa nama saja.

Untung persediaan Riyal saya tinggal sedikit dan itu juga dalam pecahan 1 Riyal. Saya tidak berminat menukarkan Riyal tersebut ke Rupiah karena para tetangga dan kerabat biasanya sangat senang kalau diberi oleh-oleh uang Riyal, disamping kurma dan air Zamzam. Dengan memegang uang Riyal mereka berharap bisa cepat-cepat ketularan berangkat ke negeri tempat uang tersebut bisa dibelanjakan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun