Mohon tunggu...
alin destiyah azhariani
alin destiyah azhariani Mohon Tunggu... -

nama : alin destiyah azhariani jurusan : pendidikan madrasah ibtidaiyah uin maliki malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Tunarungu Tetap Memiliki Potensi Belajar Berbicara dan Berbahasa

11 April 2014   04:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pada organ pendengarannya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan mendengar, mulai dari tingkatan yang ringan sampai yang berat sekali yang diklasifikasikan kedalam tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).

Hallahan & Kauffman (1991:266) dan Hardman, et al (1990:276) mengemukakan bahwa orang yang tuli (a deaf person) adalah orang yang mengalami ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aid). Sedangkan orang yang kurang dengar (a hard of hearing person) adalah seseorang yang biasanya menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi bahasa, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut menggunakan hearing aid, ia masih dapat menangkap pembicaraan malalui pendengarannya.

Gangguan pada organ pendengaran bias terjadi pada telinga luar, tengah, maupun bagian dalam. Letak gangguan secara anatomis tersebut mengklasifikasikan tunarungu menjadi tiga tipe yaitu:

1.Tipe konduktif, tunarungu tipe konduktif diakibatkan adanya gangguan pada telinga luar dan tengah.

2.Tipe sensorineural, tunarungu sensorineural diakibatkan gangguan pada telinga bagian dalam serta syaraf pendengaran

3.Tipe campuran, tunarungu campuran merupakan perpaduan antara tipe konduktif dan sensorineural.

Dampak langsung dari ketunarunguan adalah terhambatnya komunikasi verbal/lisan, baik secara ekspresif (berbicara) maupun reseptif (memahami pembicaraan orang lain), sehingga sulit berkomunikasi dengan lingkungan orang mendengar yang lazim menggunakan bahasa verbal sebagai alat komunikasi. Hambatan dalam berkomunikasi tersebut, berakibat juga pada hambatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran anak tunarungu.

Meski demikian anak tunarungu tetap memiliki potensi untuk belajar berbicara dan berbahasa. Oleh karena itu anak tungarungu memerlukan layanan khusus untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan berbicara, sehingga dapat meminimalisi dampak dari ketunarunguan yang dialaminya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun