Mohon tunggu...
Yafet Sanjaya
Yafet Sanjaya Mohon Tunggu... Penulis - PR & Communications

Final year PR & Communications student

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dukung Ekspor Sawit, Lawan Kampanye Hitam Eropa

21 Mei 2019   16:33 Diperbarui: 21 Mei 2019   17:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Dukung Sawit Indonesia, NKRI Harga Mati!

Kita mengenal Indonesia sebagai negara agraris yang menghasilkan berbagai jenis hasil pertanian dengan jumlah besar seperti karet, kakao, kopi, teh, kayu manis, beras, tembakau dan kelapa sawit. Beberapa diantaranya bahkan mampu menjadi nomor satu dalam bidang ekspor pertanian ranah global, sebut saja kelapa sawit yang belakangan ini menjadi pembicaraan hangat dengan Eropa.

Kelapa sawit muncul sebagai komoditas yang menjanjikan dengan jumlah ekspor CPO (Crude Palm Oil/ Minyak Kelapa Sawit Mentah), PKO (Palm Kernel Oil/ Minyak Inti Kelapa Sawit) dan turunannya yang mencapai angka 34,71 juta ton di tahun 2018, sehingga dari komoditas kelapa sawit mampu menyumbang sebesar 20.54 USD untuk pendapatan negara.

Sumber gambar: bpdp.or.id
Sumber gambar: bpdp.or.id

Minyak kelapa sawit ini sudah berhasil di ekspor ke berbagai negara, dari negara di Asia, Afrika, bahkan hingga Eropa. Tiga negara importir minyak kelapa sawit Indonesia yang terbesar adalah India (6,71 juta ton), Uni Eropa (4,78 juta ton), dan China (4,41 juta ton). Uniknya jumlah ekspor kelapa sawit selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang berbanding lurus dengan jumlah produksinya.

Begitu banyak manfaat minyak kelapa sawit dalam kehidupan kita, salah satunya adalah penerapannya sebagai bahan baku energi terbarukan, biodiesel, yang belakangan ini sedang digalakkan oleh Joko Widodo. Secara resmi, Indonesia sudah menerapkan mandat B20 pada September 2018. Bahkan Badan Litbang Kementrian Pertanian sudah berhasil kembangkan B100, yaitu bahan bakar nabati dari kandungan 100 persen minyak kelapa sawit. Jika hal ini bisa diterapkan di bagian ekspor, maka penyerapan CPO akan jauh semakin baik.

Kampanye Hitam Kelapa Sawit

Bagi industri pertanian, memang sudah tidak asing lagi bahwa ada banyak kampanye hitam tentang tuduhan perusakan lingkungan yang ditujukan kepada perusahaan kelapa sawit. Munculnya berbagai tuduhan-tuduhan (kampanye hitam) yang menuduh perusahaan sawit Indonesia sebagai perusak lingkungan tersebut berdampak fluktuatif terhadap nilai ekspor.

Munculnya berbagai kampanye hitam dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) tidak berdampak baik bagi komoditas sawit. Banyak dari LSM menuduh perusahaan kelapa sawit sebagai penghancur lingkungan, tanpa ingin mengetahui dan mempertimbangkan upaya-upaya keberlanjutan yang telah dilakukan selama ini. Mereka (yang menuduh) hanya menunggu munculnya sebuah kesalahan, tanpa pernah menghargai sederet prestasi dan upaya yang telah dilakukan jajaran komoditas kelapa sawit.

Mungkinkah mereka didalangi oleh Eropa yang sedang takut akan hebatnya komoditas kelapa sawit Indonesia di ranah global? Kita belum tahu, dan bukti pendukungnya juga belum ada. Namun yang pasti adalah, para negara di Eropa memang takut akan ekspor kelapa sawit Indonesia, hingga munculnya kampanye anti sawit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun