Mohon tunggu...
Ahmad Syakir
Ahmad Syakir Mohon Tunggu... Abdi Desa -

165

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cara (Terbaik) Tuhan Memberi Nikmat Hamba-Nya

19 Juli 2017   06:33 Diperbarui: 19 Juli 2017   08:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal tahun ini, saya dikaruniai seorang putra. Lahir pada jam 04:25, hari senin tanggal 30 Januari 2017 di sebuah rumah sakit swasta di Bangkalan dengan operasi caesar. Tidak diketahui secara pasti kenapa sebabnya isteri harus melahirkan dengan cara caesar pada saat itu, yang jelas bidan di Desa saya mengharuskan untuk operasi.

Anak saya yang kedua itu, saya beri nama Muhammad Hasyim Asy'ari, sekarang dipanggil Hasyim, alasannya karena satu hari sebelum istri saya melahirkan, digelar acara Harlah Nahdlatul Ulama ke 91, untuk lebih mudah diingat, dan tafa'ul kepada pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari, santri Syaichona Cholil Bangkalan.

Hasyim lahir dalam keadaan tidak sempurna, karena estetika dari cuping hidungnya tidak seperti kebanyakan bayi pada umumnya, dalam bahasa medis hal diatas disebut dengan labio palato gnato schizis, ada yang menyebut dengan labioschisis atau cleft lip yang artinya adalah bibir sumbing, suatu kondisi dimana terdapat celah pada bibir atas diantara mulut dan hidung.

Bukan hanya itu saja, gusi kanan depan Hasyim sedikit terangkat. Suatu keadaan yang 'tidak semua orang' dapat menerima dengan lapang dada. Namun tidak bagi saya, justru dengan pemberian Tuhan yang seperti itu menjadikan saya untuk lebih introspeksi diri.

Bahkan, ada juga 'sebagian' orang yang menganggap bayi penderita cleft lip sebagai  aib yang harus ditutupi dan parahnya lagi, ada yang mengatakan dari dulu tidak pernah tercatat dalam sejarah bahwa penderita cleft lip akan berumur panjang. Bagi saya, hal tersebut hanyalah mitos belaka. Artinya, kalau Tuhan menghendaki Hamba-Nya tidak berumur panjang, maka ia tidak harus menderita cleft lip. Begitu juga sebaliknya.

Bagi saya kejadian tersebut hanyalah semata nikmat dari Tuhan YME, bukan sesuatu hal yang bisa menyebabkan saya harus 'malu', apalagi menganggapnya sebagai aib. Saya tetap berkeyakinan, bahwa begitulah cara Tuhan menguji hamba-Nya. (Bersambung ke bagian dua)

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun