Menuju Kemandirian Pendidikan Era Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar
Eksplorasi Pedoman Operasional Praktis 7 Konsp Tri  Ki Hadjar Dewantara  Bagian : I
Oleh: Ahmad Rusdiana
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, interaksi di lingkungan kelas antara teman kelas maupun guru yang berguna untuk pencapaian murid dalam menggambar dengan baik dan benar, teknik juga dapat mendorong kreativitas dan ide murid dalam melaksanakan proses menggambar atau berkarya. Dalam proses memilih teknik yang tepat pada kegiatan belajar mengajar perlu adanya pertimbangan seperti tujuan pembelajarannya seperti apa, materi yang akan disampaikan, waktu yang tersedia, karakteristik tiap murid dalam menerima pelajaran.
Tentu dalam proses terciptanya pembelajaran yang baik memerlukan usaha dari berbagai pihak, jika dalam sebuah kelas dengan pelaksanaan materi gambar ornamen murid dan gurulah yang memegang kunci agar terciptanya pembelajaran yang baik, perlu adanya interaksi aktif antar guru dan murid selayaknya orang tua dan anaknya. "Guru merupakan sumber inspirasi bagi muridnya Dengan memberikan panduan yang jelas dan memotivasi mereka untuk berpikir kritis, guru dapat membantu murid mengasah kemampuan mereka", disinilah dibtukan kreatifitas  berbagai unsur salah satunya guru.
Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia yang memperjuangkan sistem pendidikan yang holistik, yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek emosional, spiritual, dan sosial. Dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara, sistem pendidikan yang ideal harus mampu menciptakan manusia Indonesia yang memiliki daya cipta, rasa, dan karsa, serta mampu bersaing secara global. Untuk mencapai hal ini, Ki Hadjar Dewantara mengusulkan konsep sistem dan metode unggulan dalam pendidikan, serta mengembangkan konsep sistem among sebagai sistem yang unggul dan khas dalam menghadapi persaingan pendidikan antar negara.
Darmawan, (2016), menunjukkan bahwa, dalam pedoman operasional-praktis Ki Hadjar Dewantara, terdapat tujuh macam "tri" (tiga) yang menjadi landasan bagi pendidikan yang diusungnya. Mari kita jelaskan secara komprehensif masing-masing tri tersebut:
Pertama: Tri Pantangan: Tri Pantangan mengacu pada prinsip-prinsip moral dan etika yang harus dihindari atau dijauhi dalam proses pendidikan. Ini mencakup larangan terhadap perilaku yang merugikan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan, serta penolakan terhadap perilaku-perilaku negatif seperti kebohongan, kekerasan, dan intoleransi.
Kedua Trihayu: Trihayu merujuk pada konsep pembelajaran yang mencakup tiga dimensi penting dalam kehidupan manusia, yaitu jasmani (fisik), rohani (spiritual), dan sosial (hubungan dengan orang lain). Pendekatan pembelajaran yang holistik ini bertujuan untuk mengembangkan keselarasan antara ketiga aspek tersebut dalam kehidupan peserta didik.
Ketiga: Trisakti Jiwa: Trisakti Jiwa menekankan pentingnya pengembangan spiritualitas dan nilai-nilai keagamaan dalam pendidikan. Konsep ini mengakui bahwa pembentukan karakter yang kuat dan moral yang baik merupakan bagian integral dari proses pendidikan, dan bahwa pembelajaran tidak hanya terbatas pada aspek intelektual semata, tetapi juga mencakup aspek spiritual.