Mohon tunggu...
Agus Tarunajaya
Agus Tarunajaya Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hanya seorang laki-laki biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Aku Juga Ingin Bahagia

24 April 2017   13:53 Diperbarui: 25 April 2017   02:00 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Rika, anak seorang guru bahasa Indonesia. Bapakkuorangnya disiplin, selalu berpenampilan maskulin. Tidak malu harus bersisir ditempat umum, merapikan rambutnya yang mengkilat oleh minyak. Ibuku hanyaseorang istri yang taat pada suami, setiap hari di rumah mengerjakan apa sajayang sepantasnya seorang ibu rumah tangga kerjakan. Karena aku dan kakaku Arifsudah besar, ibu tidak capek lagi. Aku suka membantu pekerjaan rumah, termasukmenjaga warung di depan rumah sekadar menambah pemasukan untuk kami makan.

Bagi kalian, semua itu biasa saja bukan? Tapi tidak, bagiku. 
Sampai usiaku genap 36 tahun sekarang, aku belum juga menikah. Entah Tuhanmenahan jodohku, atau mungkin jodohku sudah lama terlewatkan.

Apakah aku kurang cantik? Tidak juga. Rambutku pirangbergelombang, panjang sebahu. Parasku cantik, hidung mancung, bibir tipis,kulit halus, dengan warna putih kemerahan. Tinggi badanku, 170 cm. Dengan tubuhramping, gesit kubergerak apa saja mengerjakan sesuatu. Dengan kacamata tipislayaknya kutu buku, dan pakaian modis, layaknya perempuan ayu, aku layak jadiartis, namun tidak bagi laki-laki. Dari dulu aku belum pernah tahu pacaran.

Orang lebih mengenalku sebagai anak perempuan yang tomboy,bergaya seperti laki-laki. Berani melawan terhadap ketidakadilan. Seringkaliberkelahi dengan teman laki-laki sewaktu aku masih sekolah. Siapa yang beranimelecehkan wanita, aku tonjok saja mukanya. Semua teman laki-laki pada seganpadaku. Jadilah aku digelari perempuan tomboy. Apakah sikapku itu yangmenjadikanku dijauhkan dari jodoh? Oh, Tuhan... tidak!

Jam dinding berdetak nyaring, waktu menunjukan pukul 5 sore. Akuharus segera tutup warung. Aku merasa kesepian, kakakku Arif sudah menikah, danhidup di luar kota bersama istrinya. Aku di rumah sendiri, ngobrol sama ibusudah bukan masanya. Apalagi sama Bapak, yang sibuk dengan pekerjaannya.

Dari kecil, sampai sekolah dan kuliah, temanku kebanyakanlaki-laki semua, teman perempuan enggan bersamaku, kata mereka aku kasar. Akuharus berteman dan curhat sama siapa?

Sering kuceritakan hal itu pada Teje, teman laki-laki terdekatsemasih sekolah di SMP. Dia laki-laki kalem, kadang pendiam. Anak seorang gurujuga, yang punya kerajinan membuat sapu injuk. Tiap seminggu sekali datang kewarungku, Teje dan bapaknya, membawa sapu injuk hasil karya mereka, untukdisimpan dan dijual. Itu kenangan yang masih aku ingat sampai sekarang. Entahdi mana dia sekarang.

20 tahun sudah berlalu, aku tidak mengetahui keberadaan Teje. Dia sahabatku, teman dekatku. Sejak lulus SMP kami berpisah beda sekolah.Hingga aku kuliah ke Djogja, tak kudengar lagi kabar darinya. Mungkin dia sudahbahagia dan berkeluarga. Sedangkan aku....

***

"Ada Aqua, Bu? Beli satu, ya."

Terdengar suara dari luar warung. Aku yang sedang khusu membacabuku, langsung bangkit dan melihat ke luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun