Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jakarta "Social Gathering" di Tengah Wabah Corona

16 Maret 2020   18:03 Diperbarui: 16 Maret 2020   18:29 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon penumpang Bus Transjakarta antri menunggu giliran diangkut (twitter.com/ @natahan_3084).

Sebelum Senin tiba sosialisasi pembatasan transportasi sudah disampaikan Pemprov DKI.

Calon penumpang akan ditata posisi berdiri di halte, hingga pengaturan tempat duduk. Tujuannya adalah untuk menjaga jarak aman, mengurangi kemungkinan terjadi penularan virus Corona. Istilahnya disebut "social distancing".

Namun yang terjadi hari ini tidak seperti rencana. Bukannya social distancing, warganet malah menyebutnya social gathering. Penumpukkan massa penumpang di mana-mana untuk menunggu angkutan yang akan membawa ke tempat kerja.

Pengurangan daya angkut penumpang sangat tidak masuk akal.

Dari 248 rute bus Transjakarta  yang beroperasi hanya 13, berarti dipangkas nyaris 95%! MRT yang kapasitas angkutnya 300 berubah jadi secuil, hanya 60 penumpang, atau rabat 80%. Belum pembatasan waktu operasional dan frekuensinya (kompas.com, 15/3/2020).

Alasan pemprov bahwa pegawai dan siswa sudah dirumahkan memang betul, tetapi berapa kontribusi pengurangannya terhadap total pengguna moda transportasi ibu kota?

Lagi pula PNS dan siswa juga banyak yang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga tidak terlalu signifikan. Sedangkan pengurangan daya angkut hingga di atas 80% itu sesuatu yang luar biasa.

Jika memang Jakarta mau menciptakan social distancing idealnya pembatasan moda transportasi harus lebih kecil dari pengurangan beban angkutannya.

Jika bangku penumpang dikurangi 1000 maka seharusnya potensi jumlah penumpang harus dikurangi 2000, intinya harus lebih banyak. Baru nanti ada cukup bangku kosong. Pengaturan tempat duduk bisa diterapkan untuk mengurangi kemungkinan penularan virus.

Tetapi yang terjadi adalah kapasitas bangku berkurang 1000  tetapi calon penumpang hanya berkurang 200. Akibatnya ya seperti itulah kejadiannya. Social gathering warga Jakarta di jalan raya.

Soal Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun