Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

More Effective More Powerful: Veni, Vidi, Vici

26 Maret 2017   10:20 Diperbarui: 26 Maret 2017   10:35 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.swingleclinic.com/blog/9_beliefs_that_make_life_easier/

Kisah hidup kita tidak akan pernah mencapai klimaksnya apabila belum meraih keberhasilan apapun, baik itu keberhasilan dalam lingkup kecil ataupun besar. Sebuah capaian sukses adalah salah satu parameter bahwa kita menjalani hidup dengan kesungguhan dan perencanaan di dalamnya, karena bagaimanapun juga tidak ada yang namanya sukses secara kebetulan. Sukses adalah hasil perencanaan matang, kerja keras, dan ridho-Nya. Prinsip utama untuk menjadi pribadi yang effectivedan powerfuladalah memiliki niat yang kuat, tekad yang bulat, serta akhlak yang mulia. Sehingga tidaklah cukup kiranya apabila kita hanya memiliki niat setengah-setengah sedangkan harapan kita sebenarnya tinggi. Tingginya impian harus dibarengi dengan kuatnya niat di dalam hati untuk meraih impian tersebut.

Barangkali kita pernah mendengar nama Julius Caesar, seorang tokoh besar Romawi yang begitu dikenal dunia dengan kata-katanya yang populer, “Veni, Vidi, Vici”(Saya datang, Saya melihat, Saya menang), sebuah ungkapan yang pada waktu itu dimaksudkannya untuk menunjukkan keberhasilan dirinya kepada rakyatnya waktu itu. Julis Caesar menyampaikan hal itu karena dilandasi rasa percaya diri yang luar biasa serta keyakinan atas kekuatan besar yang ia miliki. Mungkin terkesan bahwa Julius Caesar ingin menyombongkan diri atas apa yang telah diraihnya. Akan tetapi, ada beberapa aspek penting yang bisa kita pelajari dari ungkapan kata-katanya tersebut.

Bahwa kita harus memiliki keyakinan besar bahwa kita mampu untuk mencapai impian atau cita-cita hidup kita. Kita harus mempercayai diri sendiri bahwa kita memiliki suatu kelebihan untuk menjadikan diri sebagai pribadi sukses. Dengan catatan bahwa tidak boleh semua apa yang kita yakini atas diri kita justru menjadikan kita sebagai pribadi sombong, angkuh, dan merasa lebih baik dari orang lain. Percaya diri itu harus, tapi jangan tinggi hati. Rendah hati itu wajib, tapi jangan rendah diri. Apalagi rendah diri atas kemampuan diri sendiri dibandingkan orang lain. Rendah diri hanyalah dikhususkan terhadap Sang Pencipta, Allah SWT. Sedangkan rendah hati adalah sikap yang harus kita tunjukkan kepada sesama.

Kita harus melangkah untuk menapaki jalan kesuksesan. Yakinkan diri bahwa kita mampu untuk meraih visi besar di hidup kita. Impian itu adalah laksana suatu daerah yang menunggu untuk kita taklukan. Masalahnya, seberapa yakin kita atas kemampuan yang kita miliki? Apakah seyakin Julius Caesar yang pada masa jayanya begitu digdaya dalam menaklukkan wilayah atau sebaliknya kita hanya seorang pengecut yang tidak memiliki keberanian untuk meraih sukses. Kita bisa mengadopsi Veni, Vidi, Vicidalam meraih satu demi satu impian hidup kita. Yakin dan percaya bahwa impian adalah suatu hal yang mudah untuk ditaklukan. Jika orang lain menilai bahwa impian kita hanyalah impian kosong dan mereka tidak memiliki keyakinan sedikitpun atas apa yang ingin kita raih maka jangan sampai kita juga memiliki pemikiran serupa. Disaat orang lain meragukan kita, maka itulah saatnya bagi kita untuk menunjukkan bahwa mereka salah.

Kekuatan hebat dari diri kita akan muncul ketika kita sudah memiliki keyakinan besar bahwa kita pun mampu meraih impian sebagaimana orang yang sukses mampu meraih mimpi mereka. Kita tidak berbeda dengan orang-orang besar seperti halnya Bill Gates, Mark Zuckerberg, ataupun Steve Jobs. Kita pun memiliki kesamaan dengan pribadi-pribadi hebat seperti Ustadz Yusu Mansur, Ary Ginanjar Agustian, Sandiaga Uno, Choirul Tanjung, Ippo Santosa, BJ Habibie, dan lain-lain. Kita terlahir sebagai manusia sebagi seorang bayi kecil yang serupa kemampuannya antara satu dengan yang lain. Kita hanya berbeda dalam proses pertumbuhan kita, terutama terkait bagaimana kita melihat masa depan. So,mari kita lihat masa depan kita sebagai sesuatu yang sangat mungkin untuk diraih.

Ditulis oleh,

Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun