Mohon tunggu...
Siti AFFENTI
Siti AFFENTI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

XL Pass di Negeri Kabel

4 September 2017   23:56 Diperbarui: 5 September 2017   00:00 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun masalahnya adalah pada waktu kami mengunjungi tempat wisata banyak sekali camilan atau minuman menggoda disana, yang kadang kami tidak tahu bahannya terbuat dari apa. Pernah suatu kali, saya mengira jika odeng itu adalah campuran daging ayam dan babi, namun ternyata setelah mencari di internet, odeng adalah semacam fish cake (maklum ya J). Saya juga merasa beruntung karena di internet banyak sekali mengulas tempat makan halal di Seoul dan banyak para blogger yang  sudah membagikan lokasi penjual makanan enak, halal dan terjangkau tersebut.

Peta dan jalur subway

Tidak dapat dipungkiri apabila internet memudahkan saya mempelajari jalur track subway di Korea Selatan. Namun ada cerita lucu kami sewaktu akan berbelanja ke pasar oleh-oleh. Menurut salah satu ulasan blog wisata yang menunjukkan foto keramaian pasar, tempat tersebut adalah Dongdaemun Market. Karena mulai jam 7 malam adalah jam bebas, maka kami langsung menuju ke stasiun dekat penginapan setelah menyelesaikan jadwal trip bersama rombongan.

Setelah mempelajari jalur subway di internet, kami bergegas naik kereta ke arah Dongdaemun. Turun dari kereta dan menuju Dongdaemun Market, kami melewati bangunan megah seperti space ship yang ada dalam film bergenre future fiction. Ternyata bangunan itu adalah Dongdaemun Design Plaza. Tidak lupa kami berfoto dulu di depan bangunan tersebut. Setelah mengitari kompleks Dongdaemun market, kami tidak menemukan apa yang kami cari.

Pada ulasan blog yang saya lihat tampak pasar outdoor dipenuhi souvenir dan camilan khas Korea Selatan. Namun ternyata, kenyataannya yang kami lihat adalah pasar indoor seperti ITC dengan harga yang lumayan mahal. Karena lelah dan penasaran, akhirnya kami bertanya di counter tourist center, dan.... petugas menjelaskan bahwa kami salah arah, yang tampak pada foto tersebut adalah Namdaemun market bukan Dongdaemun. Astagaaa... ternyata percaya 100% pada blog juga tidak disarankan lho teman-teman. Akhirnya kami memutuskan esok hari akan mengunjungi Namdaemun market.

Esok harinya kami mempelajari kembali jalur subway yang mengarah ke Namdaemun. Dan akhirnya tibalah kami di pasar oleh-oleh yang sangat ramai, selain murah dan dapat ditawar, pasar ini super lengkap. Mulai dari camilan, souvenir, pernak pernik, bumbu masak, dsb, semua tersedia di sini.

Narsis upload dan lancar berkomunikasi

Bahagia itu sesederhana lancar upload di media sosial sewaktu travelling. Yap, inilah yang saya rasakan. Mulai dari upload video, foto, dan ulasan di media sosial facebook, instagram, dan path semuanya tanpa kendala.

Jaringan terkoneksi lancar dimanapun berada, mulai dari Myeongdong, Istana Korea Selatan, Hanok Village, Dongdaemun, Namdaemun, Namsan, Nami Island, dsb. Bahkan saya menggunakan video call untuk menghubungi keluarga saya yang ada di Solo, Jawa Tengah sewaktu saya berada di Myeongdong District, dan video call tersebut benar-benar memiliki suara dan gambar yang jernih. Untuk group chat dan email juga tidak diragukan lagi, semua lancar mengalir tanpa kendala. Jadi, saya tetap bisa cek email masuk seperti biasa.  Wow, serasa berada di Indonesia.

Banyak yang bertanya mengapa saya tidak memakai jaringan WiFi yang ada disana. Yang pertama, karena jadwal perjalanan kami yang sangat padat dan harus berganti-ganti tempat. Banyak sekali spot foto di Korea Selatan yang menarik dan indah, apalagi pada saat cherry blossom.

Hal inilah yang membuat saya malas untuk berganti-ganti WiFi dan mencari informasi password (banyak lokasi WiFi yang harus memasukkan password secara manual).  Yang kedua, saya pernah mengikuti sharing session tentang keamanan data, di mana pada sharing session tersebut dijelaskan bahwa sangat mudah  bagi hacker untuk masuk ke sistem gadget pribadi seperti handphone, tablet atau laptop jika menggunakan public WiFi seperti di airport, hotel, taman, dsb. Bahkan para hacker tersebut membutuhkan waktu kurang dari 5 menit. Wow! Jadi setelah saya mengikuti seminar tersebut, dan mempertimbangkan bahwa karena di gadget saya terdapat aplikasi perbankan, email dan data lainnya, saya benar-benar membatasi menggunakan public WiFi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun