Mohon tunggu...
Advaita Loka
Advaita Loka Mohon Tunggu... Freelancer - Eksistensi Kesadaran & Kebahagiaan yang Tak Berbatas (Sat Chit Ananda)

Aku tak punya NAMA dan tak punya RUPA. Aku tak pernah LAHIR dan tak pernah MATI. Aku tak pernah terikat dengan RUANG dan WAKTU. Aku adalah "DIA". Dan "DIA" adalah kamu, tapi pura-pura bukan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ekstase Mistikal "Advaita", Maha Esa yang Tak Ada Duanya

15 Desember 2019   10:44 Diperbarui: 15 Desember 2019   22:45 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: www.imdb.com)

Kesadaran Ilahiyah itu transenden dari konsep dualisme yang kita kenal: baik/buruk, benar/salah, laki/perempuan, positif/negatif, yin/yang dan lain-lain. Semua melebur jadi satu, dalam konsep yang tak terdefinisikan oleh pemahaman kita.

Disamping itu, hanya ada satu eksistensi yang Absolut, yaitu "Eksistensi Kesadaran dan Kebahagiaan Abadi" (Inggris: "Existence Consciousness Bliss". Sanskrit: "Sat Chit Ananda"). Eksistensi semua benda, mahluk, energi yang lain hanyalah tampilan maya dari Kesadaran Murni.

Oleh sebab itu, orang menyebut Kesadaran Murni Ilahiyah itu sebagai "satu yang tak ada duanya". Dalam bahasa Inggris disebut "nondual". Dalam bahasa Sanskrit disebut "advaita" ("dvaita" = dualita, awalan "a" artinya "tidak").

Selanjutnya, sejak ribuan tahun lalu, orang mencoba mengkaji peristiwa mistikal itu dalam bentuk filsafat, bukan berupa ajaran agama. 

Filsafat Advaita ini terus berkembang di berbagai belahan dunia, dimana hakekat pemahaman yang sejenis (dalam berbagai nama dan variasi) ditemukan dalam Vedanta/Hinduism; Mahayana Buddhism; Taoism; Zen; Kabalah/Judaism; Neo-Platonism/Greek Philosophy; Christian Gnosticism; Islamic Sufism (wahdat al-wujud); dan lain-lain. 

Filsafat berdasarkan pengalaman mistik ini transenden dari pengkotak-kotakan aliran dan agama.

Apa Manfaatnya?

Semua orang di dunia pada hakekatnya mencari "kebahagiaan yang permanen" dan mengatasi "duka dan penderitaan hidup".

Namun kita tahu bahwa kebahagiaan di dunia ini tak ada yang permanen, dan duka terjadi akibat hal-hal yang di luar kuasa kita.

Oleh sebab itu, berbagai doktrin spiritual pada umumnya adalah untuk memperoleh kebahagiaan abadi di sorga (bukan di sini), nanti setelah mati (bukan sekarang).

Sementara, filsafat Advaita bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi dan transendensi duka saat ini juga dan di tempat ini juga ("here and now"), bukan "nanti di sorga setelah mati".

Sebab, dalam perspektif Advaita orang dapat mencapai "nirvana", karena pencerahan spiritual -- atau enlightenment, awakening, liberation, moksha, atau apapun namanya -- sebenarnya adalah fitrah sejati semua orang, namun orang tak menyadarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun