Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Menelusur Jejak Peninggalan 'Bandar Sriwijaya' di Teluk Cengal OKI

6 September 2017   16:08 Diperbarui: 6 September 2017   18:00 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Keong Emas yang ditemukan Warga di Situs Talang Petai. Sayangnya keong emas ini sudah dijual ke pedagang emas di Palembang (dok. Warga Cengal)

Minggu Pagi usai libur Hari Raya Idul Adha telpon saya kembali berdering. Menerima panggilan kantor ketika libur menjadi hal biasa bagi saya sejak beberapa tahun terakhir tepatnya sejak bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara di Bagian Humas dan Protokol.

Dilayar telpon genggam tertulis Ibu Nila Dinas Pariwisata. Dalam benak saya, telpon bu Nila pasti berkaitan dengan ditemukannya kembali benda berharga di Teluk Cengal yang heboh di media massa maupun media sosial sejak beberapa hari ini. Perkiraan saya tepat. 

Ibu Nila mengatakan bahwa setelah kemarin ramai pemberitaan tentang penemuan benda bersejarah tersebut tim peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi sedang dalam perjalanan menuju lokasi untuk mengecek kebenaran berita tersebut dan meminta saya untuk turut serta karena rasa ingin tahu saya yang tinggi, saya langsung mengiyakan ajakan tersebut.

Senin pagi, saya mendatangi hotel tempat menginap para arkeolog ini. Hotel ini satu diantara hotel terbaik di kota kecil Kayuagung. Tim ini terdiri dari tiga orang Novi Hari Putranto, SS, Tarida Diami, SS dan Muchlisin,S. Pd. dari wajah masing-masing mereka masih kelelahan setelah menempuh perjalanan hingga 6 jam dari Jambi menuju Kayuagung. Disana juga menunggu Kepala Dinas Pariwisata OKI Ifna Nurlela, Kabid Kebudayaan, Nila Maryati satu orang staf dan supir. Setelah sedikit perbincangan dan perkenalan tepat pukul 7.15 WIB kami berangkat.

Perjalanan darat menuju Cengal membutuhkan waktu hingga tiga jam. Waktu ini relatif lebih cepat seiring sudah diperbaikainya ruas jalan Sepucuk sepanjang 38 Km yang menghubungkan Kayuagung dengan Pedamaran Timur membelah hamparan lahan gambut. Sepanjang jalan kami masih menemui para pekerja yang sedang melakukan pengecoran jalan. 

Perbaikan jalan Sepucuk memang menjadi prioritas Bupati sekarang, H. Iskandar, SE karena  jalan ini merupakan akses utama bagi warga di empat kecamatan; Pedamaran Timur-Sungai Menang-Cengal dan Mesuji Raya. Bertahun-tahun jalan ini menjadi jalur neraka bagi warga yang melintasi karena licin ketika di timpa hujan dan berdebu di musim panas. Namun kini jalan Sepucuk sudah mulus hingga menghemat jarak tempuh kami menjadi sekitar 1 jam saja.

Perjalanan mulai terasa berat ketika melewati Jembatan Desa Kayulabu Kecamatan Pedamaran Timur. Jalan bergelombang dan berdebu membuat perjalanan sedikit tidak nyaman namun kami tetap terhibur menyaksikan hamparan gambut yang selama ini terbakar tampak mulai dihijaukan rumputan liar dan pohon gelam serta melihat aktivitas warga setempat yang ber mata pencaharian utama dari kebun sawit dan karet.

Memasuki Kecamatan Cengal, perkebunan sawit berubah menjadi perkebunan karet. Perkebunan karet ini selain milik perusahaan, juga masyarakat. Hampir setiap dusun juga ditemukan rumah walet, yang dicat hitam dan ukuran jendela dan pintunya yang kecil.

Sejak tahun 2015 masyarakat Sungai Menang dan Cengal sudah mendapatkan fasilitas penerangan listrik dari negara. Sebelumnya penerangan listrik didapatkan masyarakat dari jaringan listrik menggunakan generator yang diusahakan sejumlah warga. Itu pun tetap menyiapkan generator kecil di rumah pengusaha listrik tersebut tidak mendapatkan pasokan BBM. Kini rumah-rumah kayu itu sudah terang benderang oleh listrik negara dialirkan  dari Kecamatan Mesuji.

Tiba di kantor camat kami disambut oleh Gotot Holden staf  Kecamatan Cengal yang tampak sedang sibuk melayani masyarakat yang membuat KTP dan administrasi kependudukan lainnya.

"Pak Camat ada undangan rapat di Kabupaten tapi meski camat tidak ada pelayanan tetap berjalan baik" pungkasnya sambil menyuguhi kami air mineral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun