Mohon tunggu...
Ade Fathurahman
Ade Fathurahman Mohon Tunggu... Guru - Geography Teacher of SMANSA Sukabumi

Pemilik dan Pengelola Blog : https://adefathurahman.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemanusiaan Berbasis Firman Tuhan

27 Juli 2017   09:10 Diperbarui: 27 Juli 2017   09:42 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akankah ALLAH SWT. masih memberikan waktu kepadaku untuk menyaksikan bagaimana JAWABAN ALAM atas Diskriminasi HAM-nya terhadap Palestina, bahkan Islam ?

Semerbak wangi JAWABAN ALAM itu kini semakin menguat, seperti pada saat dipermalukannya Amerika Serikat atas "kedunguannya" membackingi (atas nama hak veto di PBB)) PM Botha dan pendahulunya yang menjalankan Politik Apartheid di Afrika Selatan.
JAWABAN ALAM yang pada saat itu meneguhkan keyakinanku bahwa keistiqomahan Nelson Mandela penentang Apartheid, akan berbuah manis, yang ternyata pada akhirnya berbuah Nobel dan kesempatan menjadi Presiden Kulit Hitam Pertama di Afrika Selatan Pasca Sanksi PBB jatuh atas Afrika Selatan, tanpa memperhatikan Veto dari Amerika Serikat.

JAWABAN ALAM yang kami tunggu terhadap Palestina menunjukkan keadaan yang sama tentang "kedunguan dan kepongahan AS" memegang Hak Veto di PBB (Selain Inggris Perancis, China dan Rusia/ Pengklaim Pemenang Perang Dunia Ke-2) yang senantiasa mengganjal Sanksi PBB atas ISRAEL, sama persis dengan fenomena saat AS mengganjal Sanksi PBB atas Afrika Selatan, karena Diskriminasi bentukan Politik Apartheid (FAHAM PALING PANDIR dari yang pernah ada) yang akan menjerumuskan AS pada posisi DIPERMALUKAN.

Manifestasi politik diskriminasi ini diperlihatkan ISRAEL dengan membatasi pengunjung tempat bersejarah tiga agama itu, pada saat ini ditunjukkan pada pengunjung Al Aqsa (MUSLIM) saja, SEBANGUN dengan diskriminasi yang dilakukan PM Botha dan pendahulunya di Afsel, pada penyediaan fasilitas publik dengan demarkasi lokasi peruntukan penduduk kulit putih (pendatang) dengan penduduk asli dalam berbagai bidang, hingga masalh kecil sperti TOILET, sarana angkutan ,atau Bioskop di AFSEL saat APARTHEID (yang naif) diberlakukan disana sampai akhir ABAD ke-20 (nyaris Millenium, brow).

Berdzikir dan shabar menunggu JAWABAN ALAM itu, semerbak dan menguatnya semakin terasa .... heum ......... mengarah pada : "Dipermalukan-nya Amerika Serikat untuk kedua kalinya dalam masalah HAM, melalui permasalahan Palestina"
Bagaimanakah dengan nasib definisi HAM versi Amerika Serikat akankah tetap mengkooptasi definisi HAM yang Universal ???
Wallaahu 'alam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun